Pages - Menu

Jumat, 07 Februari 2014

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PERILAKU MASYARAKAT DAN PERISTIWA ALAM MELALUI  METODE KERJA KELOMPOK  

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV MI Jodang
Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya)


ARTIKEL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar





Oleh
LILIS SUPARTINI
NIM 0904725


 



PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PERILAKU MASYARAKAT DAN PERISTIWA ALAM MELALUI  METODE KERJA KELOMPOK  

(Penelitian Tindakan Kelas pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV MI Jodang
Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya

Oleh

LILIS SUPARTINI
NIM 0904725

Pembimbing I,               : Sadjaruddin Nurdin
Pembimbing I                 : Rosarina Giyartini

ABSTRAK
 “Meningkatkan hasil belajar siswa Tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam melalui  metode kerja kelompok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok 2) Meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalay 3) meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi di kelas IV MI Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Subyek dalam penelitian ini siswa yang berjumlah 27 orang dan guru kelas IV MI Jodang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model PTK yang digunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Adapun perolehan hasil dari tindakan kemampuan guru dalam membuat RPP, pada siklus 1 mencapai rata-rata 85 % dengan baik, pada siklus 2 mencapai rata-rata 96 % dengan kategori sangat baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus 1 sebesar 82 %, dan pada siklus II mencapai 97%. Aktivitas siswa pada siklus 1 hasil kinerja siswa sebagai berikut: menceritakan isi soal cerita 56%, dan pada siklus 2 sebesar 91,25%.  mengenai hasil belajar perolehan nilai pada siklus 1 sebesar 68 pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 77,78 dikatakan berhsil karean sudah mencapai KKM yang ditetntukan sebesar 70. Dengan demikian proses pelaksanaan pembelajran melalui metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 
Kata Kunci : hasil belajar siswa, metode kerja kelompok 


PENDAHULUAN
Peningkatan kualitas dan kuantitas mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar terus menjadi perhatian dan sorotan dari berbagai pihak baik dari lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat.
Depdiknas (2003:13) Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam bab II telah dikemukakan bahwa:
  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Dengan metode pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran. Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik dan tepat .
Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut, maka peneliti beranggapan apabila proses pembelajaran didukung dengan penentuan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian dalam proses pembelajaran IPS pada materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam, peneliti mencoba menggunakan metode kerja kelompok.
Menurut Prasetyo (2002:29) menyatakan bahwa:
  Metode kerja kelompok adalah suatu cara penyajian pelajaran dimana guru menugaskan pelajar atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran. Dalam memilih metode dapat diterapkan banyak metode yang bervariasi, seperti diskusi, tanya jawab, eksperimen, kerja kelompok atau metode lain yang relevan dengan materi yang dipelajari. Dengan adanya variasi pergantian metode siswa merasa tidak bosan dan motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran tidak menurun”.




Rumusan Masalah
Berkaitan dengan masala ini adalah “Apakah dengan menggunakan metode kerja
kelompok pada pembelajaran IPS tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV MI Jodang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.”
Dilihat dari rumusan masalah tersebut, maka muncul pertanyaan masalah lebih khusus dan terperinci sebagai berikut:
a.       Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode kerja kelompok  pada mata pelajaran IPS pada materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya?
b.      Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode kerja kelompok di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya?
c.       Bagaimana hasil belajar siswa dengan penggunaan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPS pada materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya ?           
Tujuan Umum Penelitian
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode kerja kelompok sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
1.      Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a.       Meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi prilaku masayarakat dan peristiwa alam di kelas IV MI Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
b.      Meningkatkan proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
c.       Meningkatkan hasil belajar siswa setelah mendapat pengalaman belajar dengan menggunakan metode kerja kelompok tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
1.      Pembelajaran IPS
Menurut BSNP (2006:113) menyatakan bahwa:
  Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan Salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi.
Mulyono. (1980: 8) mengemukakan bahwa: 
  IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi, ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.”

Berdasarkan pendapat tersebut pembelajaran IPS membahas materi yang berhubungan dengan masyarakat. Dengan demikian IPS hendaknya disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang berkembang di masyarakat. Pembelajaran IPS di sekolah dasar hendaknya diawali dengan pemahaman dilingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat manusia.
2.      Metode Pembelajaran Kerja Kelompok
Metode mengajar menurut pendapat Suetomo, (1993: 155) mengemukakan:
  Metode mengajar adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasillah pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid, situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran yang ingin dicapai.


 Metode merupakan salah satu strategi atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka pembelajaran akan semakin baik.
Dari bermacam-macama metode yang ada, pada penelitian ini difokuskan pada penggunaan metode pembelajaran kerja kelompok. Menurut Ibrahim, dkk (2000:5-6) pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam situasi pembelajaran kelompok didorong atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi usahanya menyelesaikan tugasnya.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun kelompok yang besar. Pengelompokkan biasanya didasarkan atas prinsip untuk mencapai tujuan bersama.
Megenai kemampuan belajar siswa di Kelas IV MI Jodang dipandang masih kurang. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang belum begitu antusias dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada pembelajaran IPS. berdasarkan pengamatan sebelum dilakukannya sebelum tindakan, keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS dirasa masih kurang, terutama pada materi tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam yang mengakibatkan  hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu kurang dari 70. Pada dasarnya siswa menyenangi pelajaran IPS, siswa lebih senang dengan pembelajaran yang menitik beratkan pada keterlibatan siswa untuk langsung dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian siswa merasa termotivasi.
3.      Peristiwa alam
Menurut pendapat Nuniek  (2007 : 14) “Peristiwa alam  yaitu suatu keadaan atau peristiwa yang ditimbulkan oleh alam yang akan mengakibatkan dampak bagi kehidupan yang ada dibumi. Peristiwa alam yang merugikan biasanya disebut sebagai bencana alam. Bencana alam dapat menimbulkan banyak kerugian harta, bangunan, persawahan bahkan dapat pula menimbulkan korban jiwa. Peristiwa alam terjadi pada skala kecil dapat pula terjadi pada skala besar.
peristiwa alam yang mempengaruhi kehidupan sosial manusia diantaranya:
a.       Gempa Bumi
Menurut pendapat Nuniek  (2007 : 16) “Gempa bumi merupakan gerakan atau goncangan bumi karena tekanan-tekanan dari dalam bumi. Gempa bumi ada yang disebabkan oleh pergeseran lempeng bumi atau karena aktivitas gunung berapi.
b.      Gunung Meletus
Nuniek  (2007 : 16) berpendapat “Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. 
c.       Banjir
Pada dasarnya banjir disebabkan oleh:
1)      Hujan yang sangat deras
2)      Kerusakan bendungan dan gempa bumi
3)      Tersumbatnya saluran air dan sungai karena timbunan sampah
4)      Gunung yang gundul sehingga tidak ada akar tanaman yang menahan arus air saat hujan.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu penggunaan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada siswa kelas IV MI Jodang, maka metode penelitian yang dianggap tepat adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas, yang merupakan satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilaksanakan, untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas sebagaimana pendapat Arikunto (2006:3) yang menyatakan, “Penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”
 Model Penelitian Tindakan kelas
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti memilih model PTK  didasarkan pada pendapat Suyanto (dalam Kasbolah, 1998: 9), menyatkan bahwa “Penelitian Tindakan  Kelas  menawarkan  cara  baru  untuk  memperbaiki dan meningkatkan  kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas bersifat  kolaboratif atau cooperative dengan alasan bahwa penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang bersifat reflektif dan dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu penelitian tindakan yang melibatkan guru, kepala sekolah, maupun dosen. Adapun model PTK yang dipilih adalah model Kemmis dan Tagart, dengan didasarkan pada pertimbangan bahwa model ini cukup sederhana, sehingga mudah dipahami. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam pembelajaran, PTK dilakukan dalam bentuk pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: a) Perencanaan (planning), b) Pelaksanaan atau tindakan (acting), c) Observasi(observing), d) Refleksi (reflecting).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.      Kemampuan Guru dalam Merancang RPP
Kemampuan guru dalam merancang RPP mengacu pada kurikulum 2006 dan pada tiap siklusnya mengalami perbaikan. Adapun perlolehan dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus ke-1 ternyata masih ditemukan beberapa kelemahan kelemahan yang harus diperbaiki pada tiap aspeknya, perbaikan, komponen aspek mengenai tujuan yang belum tersusun secara sistematik, metode kerja kelompok belum terpusat pada kinerja anak masih didominasi, pada langkah-langkah pembelajaran belum tersusun secara berurutan, belum interaktif selain itu alokasi waktu masih belum tepat dan sesuai, prinsif belajar yang belum mengacu pada pengalaman masih bersifat teori dan belum variatif. Berdasarkan perolehan data observasi pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan pada setiap aspeknya, maka untuk memperbaiki kekurangan tersebut maka dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu pada tindakan siklus ke-2 yang mengacu pada temuan-temuan permasalahan yang ditemukan pada siklus ke-1. Setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus ke-2 ternyata mengalami perbaikan dan peningkatan pada setiap aspeknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kenaikan dari perolehan nilai pada setiap siklusnya. Adapun perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan mengenai kemampuan guru dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-1 adalah sebesar 3,44 dengan prensentase sebesar 85,15%  kemudian setelah dilakukan tindakan penelitian pada siklus ke-2 mengalami perbaikan dengan perolehan nilai sebesar 3,84 dengan prensentase sebesar 96,09%. Dengan perbaikan tindakan pembelajaran melalui metode kerja kelompek dalam pembelajaran IPS sudah sesuai dan tepat.
2.      Kemampun Guru dalam Proses Pembelajaran
Kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami perbaikan berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan beberapa perbaikan, yang mencakup kemampuan guru dalam menata ruang dan mengkondisikan diri dalam memulai KBM dimana guru belum begitu cermat dalam melakukan penataan ruang, alat bantu  dan sember belajar, guru belum mampu membangkitkan motivasi siswa untuk memulai pembelajaran, pada aspek antusiasme, penampilan dan kinerja dalam pembelajaran, kondusif  bagi siswa, pembelajaran yang belum tersusun secara sistematis dan belum menunjukkan penguasaan materi secara luas, akan tetapi sikap guru yang cepat tanggap dalam merespon pertanyaan siswa sudah benar dan tepat, metode pembelajaran yang dipakai hal ini dilihat masih belum sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelaran dengan metode  yang digunakan, pada penggunaan metode menunjang kegiatan belum berdasarkan pengalaman. Selain itu juga penanganan individu/kelompok siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok dilakukan dengan efektif akan tetapi belum menyeluruh dan belum sesuai dengan perencanaan dan dalam menutup pelajaran guru belum bisa mengendalikan siswa dengan baik karena masih ada beberapa siswa yang bermain-main.
Guna mengatasi temuan permasalah pada siklus ke-1 maka dilakukan perbaikan pada siklus ke-2 yang pelaksanaannya mengacu pada temuan data observasi pada siklus ke 1. Setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus ke-2 ternyata memperoleh hasil yang positif dan mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari perolehan nilai rata-rata keseluruhan.
Berdasarkan dari penilai pada siklus ke-1 setiap aspek yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran dikatakan sudah baik, namun masih diperlukan beberapa perbaikan pada aspek yang kurang, Adapun perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan mengenai kemampuan guru dalam proses pelaksanaan Pembelajaran pada siklus ke-1 adalah sebesar 3,28 dengan prensentase sebesar 82,00%. Kemudian dilanjutkan pada siklus ke-2 megalami perbaikan hasil, dengan perolehan sebesar 3,89 dengan prensentase sebesar 97,00%  baik. Mengenai kemampuan guru dalam proses pembelajaran mengalami kanaikan dan perbaikan, dengan demikin tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sudah tepat dan sesuai.
3.      Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aktivitas siswa proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami perbaikan. Berdasarkan data temuan pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan perbaikan pada tiap aspeknya, adapun perbaikan yang harus dilakukan mengenai minat  siswa   pada  pembelajaran ternyata masih perlu bahkan banyak perbaikan. Hal ini dilihat pada sikap siswa dalam mempersiapkan pembelajaran ternyata siswa masih belum memperhatikan anjuran guru bahkan masih pada mengobrol dan becanda, selain itu juga mengenai pertanyaan guru siswa belum sepenuhnya merespon bahkan tampak sewaktu diberi pertanyaan tampak masih kebingungan, hal ini menunjukkan siswa belum benar-benar menyimak apa yang dijelaskan guru, siswa belum mampu menjelaskan materi pembelajaran, pada kegiatan kerja sama tampak belum padu, hal ini dilihat dari sikap siswa dalam berkelompok ternyata belum bekerja sama secara maksimal dan belum aktif dalam kegiatan tanya jawab. Selain itu juga pada kegiatan penutup siswa yang belum mampu menyimpulkan keseluruhan mengenai keseluruhan materi yang diajarkan masih banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru  mengenai  pembekalan  materi  untuk  pertemuan selanjutnya. Guna mengatasi hal tersebut maka dilakukan tindakan ke siklus 2. Berdasarkan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus ke-2 ternyata mengalami peningkatan yang positif hal ini dibuktikan dengan peroleha nilai pada tiap siklusnya. Adapun perolehan nilai pada siklusnya adalah sebagai berikut berdasarkan dari penilai pada setiap aspek yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada proses belajar mengajar tentang materi perilaku masyarakat cukup baik, namun masih dieperlukkan beberapa perbaikan pada aspek yang kurang, adapun perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan mengenai kemampuan guru dalam proses pelaksanaan Pembelajaran pada siklus ke-1 adalah sebesar 2.25 dengan prensentase sebesar 56,00%  dengan nilai rata-rata maksimal sebesar 4,00 baik. dari hasil tersebut menunjukkan pada aspek ini sudah dikatakan cukup. Kemudian pada siklus ke-2 ternyata mengalami peningkatan dengan perolehan nilai sebesar 3,60 dengan prensentase sebesar 91,25%. Dengan demikian tindakan perbaikan pada aspek aktivitas siswa pada siklus ke-2 sudah tepat dan sesuai.
4.      Hasil Belajar
Berdasarkan hasil observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada tiap siklusnya mengalami perbaikan hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar siswa. Adapun perolehan nilai sebelum tindakan hanya mendapatkan nilai rata-rata sebesar 57% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 orang dan sisanya belum mencapai KKM yaitu sebanyak 22 orang siswa, kemudian setelah dilakukan tindakan pada siklus ke-1 ternyata mengalami perbaikan dengan perolehan sebesar 68 atau 68%, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 14 orang dan sisanay sebanyak 13 oramg belum mencapai KKM. Melihat dari total nilai rata-rata secara keseluruhan ternyata masih dibawah KKM  yang ditetapkan yaitu sebesar 70. Dengan  demikian dilanjutkan pada tindakan siklus ke-2, berdasarkan perolehan pada siklus ke-2 ternyata mengalami perbaikan hasil dengan perolehan nilai sebesar 77, 78 atau 77,78% dengan jumlah siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 25 orang atau 93% dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 2 orang, melihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran IPS tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam melalui metode kerja kelompok sudah tepat dan sesuai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.    Kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada siklus 1 dengan presentase 85,00%, pada siklus 2 sebesar 96,00%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah meningkat dan telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%.
2.    Kemampuan mengajar guru dalam proses belajar mengajar melalui metode kerja kelompok berdampak positif, dengan demikian menunjukkan siswa dapat merasakan pembelajaran yang lebih nyata, bermakna, mandir, serta daya pikir yang ikut berkembang. Kemampuan penampilan mengajar guru pada proses belajar mengajar melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada siklus 1 dengan presentase 82,00%, pada siklus 2 menjadi 97,00%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan penampilan mengajar guru pada proses belajar mengajar dengan menerapkan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam telah meningkat dan telah mencapai KKM yaitu 70% .
3.    Aktifitas siswa menerapkan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam secara keseluruhan menunjukkan peningkatan dan telah mencapai KKM yaitu 70%, bisa dilihat dari hasil tiap siklus, yaitu siklus 1 dengan presentase 56,00%, pada siklus 2 dengan presentase 91,25%. Hal ini berarti aktifitas siswa pun meningkat.
4.    Hasil belajar siswa juga meningkat dilihat dari hasil post test siklus ke-1 sebesar 68,00 %, siklus ke-2 menjadi 77,78 %. Ini adalah bukti keberhasilan pembelajaran IPS  melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya, sudah mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 70. Dengan kata lain penerapan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Saran
Penerapan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS memberikan peluang kepada siswa untuk beraktivitas secara optimal. Di samping itu penerapan melalui metode kerja kelompok memberikan pengalaman baru baik bagi siswa maupun bagi guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut ini saran-saran yang penulis sampaikan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas.
1.    Saran untuk Guru
Guru senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menambah wawasan dan pengetahuan, dan kreatifitas dalam penentuan metode pembelajaran yang paling tepat dan sesuai, baik melalui jalur pendidikan maupun dengan cara membaca buku atau referensi yang dapat menunjang terhadap peningkatan kompetensi dan profesional dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab membentuk masyarakat Indonesia yang berkualitas.
2.    Saran untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.

3.    Saran untuk Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran yang diperlukan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP, 2006, Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar. Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.


Depdiknas. (2003). Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas.



Kasbolah K (1998). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.


[
Mulyono. (1980). Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Departemen P dan K, P3G.



Nuniek (2007) Buku Pertamaku Tentang Alam Semesta :Gejala Alam. Jakarta : Elex Media Komputindo 



Prasetyo (2002) Strategi Belajar Mengajar. Widyasari Press, Salatiga.


Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional



Tidak ada komentar:

Posting Komentar