MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PERILAKU MASYARAKAT DAN PERISTIWA ALAM MELALUI METODE KERJA KELOMPOK
(Penelitian Tindakan Kelas pada
Mata Pelajaran IPS di Kelas IV MI Jodang
Kec. Karangnunggal Kabupaten
Tasikmalaya)
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi
Sebagian dari Syarat
Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar
Oleh
LILIS SUPARTINI
NIM 0904725
PROGRAM S1
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS
TASIKMALAYA
2013
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
TENTANG PERILAKU MASYARAKAT DAN PERISTIWA ALAM MELALUI METODE KERJA KELOMPOK
(Penelitian Tindakan Kelas pada
Mata Pelajaran IPS di Kelas IV MI Jodang
Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
Oleh
LILIS SUPARTINI
NIM 0904725
Pembimbing I, :
Sadjaruddin Nurdin
Pembimbing I :
Rosarina Giyartini
ABSTRAK
“Meningkatkan hasil belajar siswa Tentang
perilaku masyarakat dan peristiwa alam melalui
metode kerja kelompok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) Meningkatkan
kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS
dengan menggunakan metode kerja kelompok 2) Meningkatkan proses pelaksanaan
pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok untuk meningkatkan
hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalay 3) meningkatkan
hasil belajar siswa tentang materi di kelas IV MI Jodang Kec. Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya. Subyek
dalam penelitian ini siswa yang
berjumlah 27 orang dan guru kelas IV MI
Jodang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
model PTK yang digunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart. Adapun perolehan hasil dari tindakan kemampuan guru dalam membuat RPP, pada siklus 1 mencapai rata-rata 85 % dengan baik, pada siklus 2 mencapai rata-rata 96 % dengan kategori
sangat baik. Kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus 1 sebesar 82 %, dan pada siklus II mencapai 97%. Aktivitas siswa pada siklus 1 hasil kinerja siswa
sebagai berikut: menceritakan isi soal cerita 56%, dan pada siklus 2 sebesar
91,25%. mengenai hasil belajar perolehan
nilai pada siklus 1 sebesar 68 pada siklus 2 mengalami kenaikan menjadi 77,78
dikatakan berhsil karean sudah mencapai KKM yang ditetntukan sebesar 70. Dengan
demikian proses pelaksanaan pembelajran melalui metode kerja kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : hasil belajar siswa, metode kerja kelompok
PENDAHULUAN
Peningkatan
kualitas dan kuantitas mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar terus menjadi
perhatian
dan sorotan dari berbagai pihak baik dari lembaga pendidikan, pemerintah dan
masyarakat.
Depdiknas (2003:13) Undang-undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dalam bab II telah
dikemukakan bahwa:
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Metode dalam pembelajaran merupakan salah satu
upaya pembaharuan dalam bidang pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan. Dengan metode pembelajaran yang relevan diharapkan mampu membawa
siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan melalui pembelajaran.
Hal ini akan menuntut guru untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan
baik dan tepat .
Berdasarkan pemaparan permasalahan tersebut,
maka peneliti beranggapan apabila proses pembelajaran didukung dengan penentuan
metode yang tepat dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dengan demikian dalam proses pembelajaran IPS pada materi perilaku masyarakat
dan peristiwa alam, peneliti mencoba menggunakan metode kerja kelompok.
Menurut Prasetyo (2002:29) menyatakan bahwa:
Metode kerja kelompok adalah suatu cara
penyajian pelajaran dimana guru menugaskan pelajar atau kelompok pelajar
melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencari kebenaran. Dalam memilih metode
dapat diterapkan banyak metode yang bervariasi, seperti diskusi, tanya jawab,
eksperimen, kerja kelompok atau metode lain yang relevan dengan materi yang
dipelajari. Dengan adanya variasi pergantian metode siswa merasa tidak bosan
dan motivasi untuk mengikuti proses pembelajaran tidak menurun”.
Rumusan Masalah
Berkaitan dengan masala ini adalah “Apakah dengan menggunakan metode kerja
kelompok pada pembelajaran IPS tentang perilaku masyarakat
dan peristiwa alam di kelas
IV MI Jodang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.”
Dilihat dari rumusan masalah tersebut, maka muncul
pertanyaan masalah lebih khusus dan terperinci sebagai berikut:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPS pada
materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec.
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya?
b. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode kerja kelompok di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya?
c. Bagaimana hasil belajar siswa dengan
penggunaan metode kerja kelompok pada mata pelajaran IPS pada materi perilaku
masyarakat dan peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec.
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya ?
Tujuan Umum
Penelitian
Tujuan Umum dari penelitian ini adalah bagaimana penggunaan metode kerja kelompok sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
1.
Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Meningkatkan
kemampuan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS
dengan menggunakan metode kerja kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang materi prilaku masayarakat dan peristiwa alam di kelas IV MI Jodang
Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
b.
Meningkatkan
proses pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode kerja kelompok
untuk meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi perilaku masyarakat dan
peristiwa alam di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya.
c.
Meningkatkan
hasil belajar siswa setelah mendapat pengalaman belajar dengan menggunakan
metode kerja kelompok tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam di
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
1. Pembelajaran IPS
Menurut
BSNP (2006:113) menyatakan bahwa:
Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan Salah satu mata pelajaran yang diberikan
mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang
SD/MI mata pelajaran IPS
memuat materi Geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi.
Mulyono. (1980: 8) mengemukakan bahwa:
IPS adalah perwujudan dari suatu pendekatan
interdisipliner dari ilmu sosial. Ia merupakan integrasi dari berbagai cabang
ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah
dipelajari.”
Berdasarkan pendapat tersebut
pembelajaran IPS membahas materi yang berhubungan dengan masyarakat. Dengan
demikian IPS hendaknya disesuaikan dengan berbagai prespektif sosial yang
berkembang di masyarakat. Pembelajaran IPS di sekolah dasar hendaknya diawali
dengan pemahaman dilingkungan sekitar sekolah atau siswa dan siswi atau dalam
lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa
sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa dan siswi yang
mempelajari IPS dapat menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan
tentang masa lampau umat manusia.
2.
Metode Pembelajaran
Kerja Kelompok
Metode mengajar menurut pendapat Suetomo, (1993: 155)
mengemukakan:
Metode mengajar adalah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pengajaran yang ingin dicapai, sehingga semakin baik penggunaan
metode mengajar semakin berhasillah pencapai tujuan, artinya apabila guru dapat
memilih metode yang tepat yang disesuaikan dengan bahan pengajaran, murid,
situasi kondisi, media pengajaran maka semakin berhasillah tujuan pengajaran
yang ingin dicapai.
Metode merupakan salah satu strategi atau cara
yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan yang
hendak dicapai, semakin tepat metode yang digunakan oleh seorang guru maka
pembelajaran akan semakin baik.
Dari bermacam-macama metode yang ada, pada penelitian
ini difokuskan pada penggunaan metode pembelajaran kerja kelompok. Menurut
Ibrahim, dkk (2000:5-6) pembelajaran kelompok merupakan pembelajaran yang
dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Siswa bekerja dalam
situasi pembelajaran kelompok didorong atau
dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas dan mereka harus mengkoordinasi
usahanya menyelesaikan tugasnya.
Istilah kerja kelompok mengandung arti bahwa siswa-siswa dalam
suatu kelas dibagi dalam beberapa kelompok baik kelompok yang kecil maupun
kelompok yang besar. Pengelompokkan biasanya didasarkan atas prinsip untuk
mencapai tujuan bersama.
Megenai kemampuan belajar siswa di Kelas IV MI Jodang dipandang masih
kurang. Hal ini dilihat dari sikap siswa yang belum begitu antusias
dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada pembelajaran IPS. berdasarkan
pengamatan sebelum dilakukannya sebelum tindakan, keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPS dirasa masih kurang, terutama pada materi tentang perilaku
masyarakat dan peristiwa alam yang mengakibatkan hasil belajar siswa masih di bawah KKM yaitu
kurang dari 70. Pada dasarnya siswa menyenangi pelajaran IPS, siswa lebih
senang dengan pembelajaran yang menitik beratkan pada keterlibatan siswa untuk
langsung dalam mengikuti pembelajaran.
Dengan demikian siswa merasa termotivasi.
3.
Peristiwa alam
Menurut pendapat Nuniek (2007 : 14) “Peristiwa alam yaitu suatu keadaan atau
peristiwa yang ditimbulkan oleh alam yang akan mengakibatkan dampak
bagi kehidupan yang ada dibumi. Peristiwa alam yang merugikan biasanya disebut sebagai bencana alam.
Bencana alam dapat menimbulkan banyak kerugian harta, bangunan,
persawahan bahkan dapat pula menimbulkan korban jiwa. Peristiwa alam terjadi
pada skala kecil dapat pula terjadi pada skala besar.”
peristiwa
alam yang mempengaruhi kehidupan sosial manusia diantaranya:
a. Gempa Bumi
Menurut pendapat Nuniek (2007 : 16) “Gempa bumi merupakan gerakan atau goncangan
bumi karena tekanan-tekanan dari dalam bumi. Gempa bumi ada yang disebabkan
oleh pergeseran lempeng bumi atau karena aktivitas gunung berapi”.
b.
Gunung Meletus
Nuniek
(2007 : 16) berpendapat “Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di
dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.”
c.
Banjir
Pada
dasarnya banjir disebabkan oleh:
1) Hujan yang sangat deras
2) Kerusakan bendungan dan gempa bumi
3) Tersumbatnya saluran air dan sungai karena
timbunan sampah
4)
Gunung yang gundul sehingga tidak ada akar tanaman yang menahan arus air
saat hujan.
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan rumusan dan tujuan penelitian
yang akan dilaksanakan yaitu penggunaan metode kerja kelompok untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada siswa kelas IV MI
Jodang, maka metode penelitian yang dianggap tepat adalah Metode Penelitian
Tindakan Kelas, yang merupakan satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilaksanakan, untuk memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan guru serta meningkatkan mutu pembelajaran siswa di kelas sebagaimana
pendapat Arikunto (2006:3) yang menyatakan, “Penelitian tindakan kelas adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”
Model Penelitian Tindakan kelas
Model penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti memilih model
PTK didasarkan pada pendapat Suyanto (dalam
Kasbolah, 1998: 9), menyatkan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas
menawarkan cara baru
untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan atau
profesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk
penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas bersifat kolaboratif atau cooperative dengan alasan
bahwa penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan-tahapan pembelajaran yang
bersifat reflektif dan dilaksanakan secara kolaboratif, yaitu penelitian
tindakan yang melibatkan guru, kepala sekolah, maupun dosen. Adapun model PTK
yang dipilih adalah model Kemmis dan Tagart, dengan didasarkan pada
pertimbangan bahwa model ini cukup sederhana, sehingga mudah dipahami. Untuk
mewujudkan tujuan-tujuan dalam pembelajaran, PTK dilakukan dalam bentuk
pengkajian berdaur yang terdiri atas empat tahap yaitu: a) Perencanaan (planning), b) Pelaksanaan atau tindakan (acting), c) Observasi(observing), d) Refleksi (reflecting).
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kemampuan Guru dalam Merancang RPP
Kemampuan guru dalam merancang RPP mengacu
pada kurikulum 2006 dan pada tiap siklusnya mengalami perbaikan. Adapun
perlolehan dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus ke-1 ternyata masih
ditemukan beberapa kelemahan kelemahan yang harus diperbaiki pada tiap
aspeknya, perbaikan, komponen aspek mengenai tujuan yang belum tersusun
secara sistematik, metode kerja kelompok belum terpusat pada kinerja anak masih
didominasi, pada langkah-langkah pembelajaran belum tersusun secara berurutan,
belum interaktif selain itu alokasi waktu masih belum tepat dan sesuai, prinsif
belajar yang belum mengacu pada pengalaman masih bersifat teori dan belum
variatif. Berdasarkan perolehan data observasi pada siklus ke-1 ternyata masih
diperlukan pada setiap aspeknya, maka untuk memperbaiki kekurangan tersebut
maka dilakukan perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu pada tindakan siklus
ke-2 yang mengacu pada temuan-temuan permasalahan yang ditemukan pada siklus
ke-1. Setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus ke-2 ternyata mengalami
perbaikan dan peningkatan pada setiap aspeknya. Hal ini dapat dibuktikan dengan
kenaikan dari perolehan nilai pada setiap siklusnya. Adapun perolehan nilai
rata-rata secara keseluruhan mengenai kemampuan guru dalam merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran pada siklus ke-1 adalah sebesar 3,44 dengan
prensentase sebesar 85,15% kemudian
setelah dilakukan tindakan penelitian pada siklus ke-2 mengalami perbaikan
dengan perolehan nilai sebesar 3,84 dengan prensentase sebesar 96,09%. Dengan
perbaikan tindakan pembelajaran melalui metode kerja kelompek dalam
pembelajaran IPS sudah sesuai dan tepat.
2. Kemampun Guru dalam Proses
Pembelajaran
Kemampuan
guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami
perbaikan berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut. Kemampuan guru
dalam proses pembelajaran pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan beberapa
perbaikan, yang mencakup kemampuan guru dalam menata ruang dan mengkondisikan diri dalam memulai
KBM dimana guru belum begitu cermat dalam melakukan penataan ruang, alat
bantu dan sember belajar, guru belum
mampu membangkitkan motivasi siswa untuk memulai pembelajaran, pada aspek antusiasme,
penampilan dan kinerja dalam pembelajaran, kondusif bagi siswa, pembelajaran yang belum tersusun
secara sistematis dan belum menunjukkan penguasaan materi secara luas, akan
tetapi sikap guru yang cepat tanggap dalam merespon pertanyaan siswa sudah
benar dan tepat, metode pembelajaran yang dipakai hal ini dilihat masih belum
sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelaran dengan metode yang digunakan, pada penggunaan metode
menunjang kegiatan belum berdasarkan pengalaman. Selain itu
juga penanganan individu/kelompok siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode
kerja kelompok dilakukan dengan efektif akan tetapi belum menyeluruh dan belum
sesuai dengan perencanaan dan dalam menutup pelajaran guru belum bisa
mengendalikan siswa dengan baik karena masih ada beberapa siswa yang
bermain-main.
Guna
mengatasi temuan permasalah pada siklus ke-1 maka dilakukan perbaikan pada
siklus ke-2 yang pelaksanaannya mengacu pada temuan data observasi pada siklus
ke 1. Setelah pelaksanaan perbaikan pada siklus ke-2 ternyata memperoleh hasil
yang positif dan mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari perolehan nilai
rata-rata keseluruhan.
Berdasarkan
dari penilai pada siklus ke-1 setiap aspek yang telah dipaparkan diatas
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dikatakan sudah baik, namun masih diperlukan beberapa perbaikan pada aspek yang
kurang, Adapun perolehan nilai rata-rata secara keseluruhan mengenai kemampuan
guru dalam proses pelaksanaan Pembelajaran pada siklus ke-1 adalah sebesar 3,28
dengan prensentase sebesar 82,00%. Kemudian dilanjutkan pada siklus ke-2
megalami perbaikan hasil, dengan perolehan sebesar 3,89 dengan prensentase
sebesar 97,00% baik. Mengenai kemampuan
guru dalam proses pembelajaran mengalami kanaikan dan perbaikan, dengan demikin
tindakan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran sudah tepat dan sesuai.
3. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Aktivitas
siswa proses pelaksanaan pembelajaran pada tiap siklusnya mengalami perbaikan.
Berdasarkan data temuan pada siklus ke-1 ternyata masih diperlukan perbaikan
pada tiap aspeknya, adapun perbaikan yang harus dilakukan mengenai minat siswa pada
pembelajaran ternyata masih perlu bahkan banyak perbaikan. Hal ini dilihat pada sikap siswa dalam mempersiapkan pembelajaran
ternyata siswa masih belum memperhatikan anjuran guru bahkan masih pada mengobrol
dan becanda, selain itu juga mengenai pertanyaan guru siswa belum sepenuhnya
merespon bahkan tampak sewaktu diberi pertanyaan tampak masih kebingungan, hal
ini menunjukkan siswa belum benar-benar menyimak apa yang dijelaskan guru, siswa
belum mampu menjelaskan materi pembelajaran, pada kegiatan kerja sama tampak
belum padu, hal ini dilihat dari sikap siswa dalam berkelompok ternyata belum bekerja sama secara maksimal dan belum aktif dalam kegiatan tanya jawab.
Selain itu juga pada kegiatan penutup siswa yang belum mampu menyimpulkan keseluruhan
mengenai keseluruhan materi yang diajarkan masih banyak siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru mengenai pembekalan
materi untuk pertemuan selanjutnya. Guna mengatasi hal
tersebut maka dilakukan tindakan ke siklus 2. Berdasarkan tindakan perbaikan
yang dilakukan pada siklus ke-2 ternyata mengalami peningkatan yang positif hal
ini dibuktikan dengan peroleha nilai pada tiap siklusnya. Adapun perolehan
nilai pada siklusnya adalah sebagai berikut berdasarkan dari penilai pada
setiap aspek yang telah dipaparkan diatas menunjukkan bahwa aktivitas belajar
siswa pada proses belajar mengajar tentang materi perilaku masyarakat cukup baik,
namun masih dieperlukkan beberapa
perbaikan pada aspek yang kurang, adapun perolehan nilai rata-rata secara
keseluruhan mengenai kemampuan guru dalam proses pelaksanaan Pembelajaran pada
siklus ke-1 adalah sebesar 2.25 dengan prensentase sebesar 56,00% dengan nilai rata-rata maksimal sebesar 4,00
baik. dari hasil tersebut menunjukkan pada aspek ini sudah dikatakan cukup.
Kemudian pada siklus ke-2 ternyata mengalami
peningkatan dengan perolehan nilai sebesar 3,60 dengan prensentase sebesar
91,25%. Dengan demikian tindakan perbaikan pada aspek aktivitas siswa pada
siklus ke-2 sudah tepat dan sesuai.
4.
Hasil Belajar
Berdasarkan
hasil observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode
kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada tiap
siklusnya mengalami perbaikan hal ini dibuktikan dengan perolehan hasil belajar
siswa. Adapun perolehan nilai sebelum tindakan hanya mendapatkan nilai
rata-rata sebesar 57% dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 orang
dan sisanya belum mencapai KKM yaitu sebanyak 22 orang siswa, kemudian setelah
dilakukan tindakan pada siklus ke-1 ternyata mengalami perbaikan dengan
perolehan sebesar 68 atau 68%, dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak
14 orang dan sisanay sebanyak 13 oramg belum
mencapai KKM. Melihat dari total nilai rata-rata secara keseluruhan ternyata
masih dibawah KKM yang ditetapkan yaitu
sebesar 70. Dengan demikian dilanjutkan pada tindakan siklus
ke-2, berdasarkan perolehan pada siklus ke-2 ternyata mengalami perbaikan hasil
dengan perolehan nilai sebesar 77, 78 atau 77,78% dengan jumlah siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 25 orang atau 93% dan siswa yang belum mencapai KKM
sebanyak 2 orang, melihat dari hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran
IPS tentang materi perilaku masyarakat dan peristiwa alam melalui metode kerja
kelompok sudah tepat dan sesuai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Kemampuan guru dalam merancang
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan melalui metode kerja
kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam pada siklus 1 dengan presentase 85,00%, pada siklus 2 sebesar 96,00%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah meningkat dan telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70%.
2.
Kemampuan mengajar guru dalam
proses belajar mengajar melalui metode kerja kelompok berdampak positif, dengan demikian menunjukkan
siswa dapat merasakan pembelajaran yang lebih nyata, bermakna, mandir, serta daya pikir yang
ikut berkembang. Kemampuan penampilan mengajar guru pada proses belajar
mengajar melalui metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam
pada siklus 1 dengan presentase 82,00%, pada siklus 2 menjadi 97,00%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan penampilan mengajar guru pada proses
belajar mengajar dengan menerapkan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku
masyarakat dan peristiwa alam telah meningkat dan telah mencapai KKM yaitu 70% .
3.
Aktifitas siswa menerapkan melalui
metode kerja kelompok tentang perilaku masyarakat dan peristiwa alam secara keseluruhan
menunjukkan peningkatan dan telah mencapai KKM yaitu 70%, bisa dilihat dari
hasil tiap siklus, yaitu siklus 1 dengan presentase 56,00%, pada siklus 2
dengan presentase 91,25%. Hal ini berarti aktifitas siswa pun meningkat.
4.
Hasil belajar siswa juga meningkat
dilihat dari hasil post test siklus
ke-1 sebesar
68,00 %, siklus ke-2 menjadi 77,78 %. Ini adalah bukti
keberhasilan pembelajaran IPS melalui metode kerja kelompok tentang perilaku
masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Jodang Kec. Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya, sudah mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 70. Dengan kata lain penerapan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku
masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Saran
Penerapan melalui metode kerja kelompok tentang perilaku
masyarakat dan peristiwa alam pada pembelajaran IPS memberikan peluang kepada
siswa untuk beraktivitas secara optimal. Di samping itu penerapan melalui
metode kerja kelompok memberikan pengalaman baru baik bagi siswa maupun bagi guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
berikut ini saran-saran yang penulis sampaikan kepada guru, kepala sekolah, dan
pengawas.
1.
Saran untuk Guru
Guru senantiasa mengembangkan kemampuan diri untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, dan kreatifitas dalam
penentuan metode pembelajaran yang paling tepat dan sesuai, baik melalui jalur pendidikan maupun dengan cara membaca buku atau
referensi yang dapat menunjang terhadap peningkatan kompetensi dan profesional
dalam rangka melaksanakan tugas dan tanggung jawab membentuk masyarakat
Indonesia yang berkualitas.
2.
Saran untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada
guru dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
3.
Saran untuk Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran
yang diperlukan, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, 2006, Panduan Penyusunan KTSP
Jenjang Pendidikan Dasar. Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Depdiknas. (2003). Kurikulum Pendidikan Dasar: GBPP Sekolah Dasar. Jakarta :
Depdiknas.
Kasbolah K (1998). Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Dasar.
[
Mulyono. (1980). Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta:
Departemen P dan K, P3G.
Prasetyo (2002) Strategi Belajar Mengajar. Widyasari Press, Salatiga.
Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar
Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar