Pages - Menu

Kamis, 04 Desember 2014

FUNGSI DAN MANFAAT TANAMAN (TOGA) …

FUNGSI DAN MANFAAT TANAMAN (TOGA) …

Ternyata tanaman berfungsi sebagai berikut :
Bank Hidup : disebut demikian karena tanaman ini bisa diandalkan untuk mengais rejeki … tanaman yang termasuk tanaman ini diantaranya cengkih, kemiri, kelapa, buah-buahan …dsb
TOGA :
Pengertian TOGA : Tanaman obat keluarga disebut demikian karena Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan
Pemanfaatan TOGA : untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
Demam panas
Batuk
Sakit perut
Gatal-gatal
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat (@pos yandu kelurahan sukaraja).
Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman baik dengan tabulapot (tanaman budi daya pot) atau tabulakar(tanaman budi daya pekarangan).
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak (apotek hidup dan warung hidup)
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.
Fungsi TOGA :
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) selain itu juga berfungsi untuk
Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain.
Sarana untuk pelestarian alam.
Pelestarian tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan.
Penghijauan.
Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
Sarana untuk pemerataan pendapatan.
Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
Sarana keindahan.
Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah …

Share this:

Tanaman obat keluarga
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.[1] Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.[1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.[1]
Sejarah

Tanaman obat dari Cina.
Mesir kuno
Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[2] Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[2] Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[3] Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.[2]
Yunani kuno
Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[3] Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.[2] Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.[2]
Cina
Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[4] Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.[4] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[4] Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.[4]
Inggris
Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[2] Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.[2] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.[2] Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.[2]
Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman.[2] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.[2] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[2] Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.[2]
Indonesia
Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.[3] Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.[3] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[3] Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.[3]





Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[5]
Daun
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Daun dewa (Gynura Segetum)
Mengobati muntah darah dan payudara bengkak

2.    Seledri
Mengobati tekanan darah tinggi

3.    Belimbing
Mengobati tekanan darah tinggi
4.    Kelor
Mengobati panas dalam dan demam
5.    Daun bayam duri
Mengobati kurang darah
6.    Kangkung
Mengobati insomnia

7.    Saga (Abrus precatorius)
Mengobati batuk dan sariawan
8.    Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour)
Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)

9.    Landep (Barleriae prionitis L.)
Mengobati rematik

10.    Miana (Coleus atropurpureus Bentham)
Mengobati wasir

11.    Pepaya (Carica papaya L.)
Mengobati demam dan disentri

12.    Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum)    Mengobati batuk, mules, dan sariawan
13.    Pegagan (Cantella asiatica Urban)
Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)
14.    Blustru (Luffa cylindrice Roem)
Bersifat diuretik (peluruh air seni)

15.    Kemuning (Murrayae paniculata Jack)
Mengobati penyakit gonorrhoe
16.    Murbei (Morus indica Rumph)
Bersifat diuretik
17.    Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)    Bersifat diuretik
18.    Sirih (Chavica betle L.)
Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
19.    Randu (Ceiba pentandra Gaerth)
Sebagai obat mencret dan kumur
20.    Salam (Eugenia polyantha Wight)
Bersifat astringensia
21.    Jambu biji (Psidium guajava L.)
Mengobati mencret
22.    Sukun (Arthocarpus communis)
Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam urat[butuh rujukan]






Batang
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Kayu manis (Cinnamomum burmanii)    Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung

2.    Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis)    Mengobati asma
3.    Pulasari (Alyxia stellata Roem)
Obat perut kembung
4.    Brotawali (Tonospora rumphii Boerl)    Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
5.    Kemukus (Piper cubeba L.)
Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.    Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
7.    Delima (Punice granatum L.)
Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

Buah
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil

2.    Cabai merah (Capsicum annuum L.)    Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin

3.    Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)    Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak
4.    Mengkudu (Morinda citrifolia)
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit

5.    Kemukus (Piper cubeba L.)
Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.    Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.)    Obat antikembung
Biji
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Kecubung (Datura metel)
Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun

2.    Kapur barus (Dryobalanops aromatica Gaertn.)    Mengobati gangguan pencernaan

3.    Pinang (Areca catecha L.)
Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita
4.    Kedawung (Parkia biglobosa Bentham)    Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia

5.    Pala (Myristica)
Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan
6.    Jamblang (Eugenia cumini Merr)    Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)
Akar
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Pepaya (Carica papaya L.)    Obat cacing
2.    Aren (Arenga pinnata Merril)
Obat diuretik
3.    Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth)    Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti tekanan darah tinggi
Umbi atau rimpang
No.    Nama Tanaman    Khasiat dan Manfaat
1.    Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)    Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh

2.    Jahe (Zingiber officinale Rosc.)    Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot

3.    Kencur (Kaempferia galanga L.)    Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak
4.    Kunyit (Curcuma domestica Val.)    Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang

5.    Lempuyang (Zingiber zerumbet)    Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare
6.    Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt)    Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri

7.    Temu giring (Curcuma heynaena Val.)    Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh
8.    Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)    Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu, asam urat, kolesterol, kadar gula darah, maag, mencret

9.    Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb.)    obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah
10.    Alang-alang (Imperata cylindrica Beav.)    Obat untuk memperlancar air seni (diuretik






Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional
•   
Daun sirih
•   
Kayu manis
•   
Buah mengkudu
•   
Biji pinang
•   
Akar pohon aren
•   
Temulawak
•   
Daun pepaya
•   
Pohon delima
Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat
Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:[6]
1.    Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.
2.    Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.[6]
3.    Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.
Perawatan tanaman obat
Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.[7] Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.[7] Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.[7] Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.[7] Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan.[7] Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia.[7] Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.[7] Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman.[7] Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun.[7] Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.[7]

TANAMAN OBAT KELUARGA DAN MANFAATNYA
•    20 Comments

1. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb)
Manfaat temulawak untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh.

2. Kunyit
Manfaat kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan.  Bermanfaat juga sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

3. Keji Beling
Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh.” Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag.

4. Sambiloto
Bermanfaat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4). Andrographolide yang terkandung memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol.

5. Handeuleum (Graptopthyllum pictum [L.] Griff)
Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½ gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

6. Jahe
Mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan, sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Bermanfaat melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh, masuk angin, sakit kepala, sakit kepala sebelah, mabuk kendaraan dan param untuk anggota badan yang terkilir.

7. Tempuyung (Sonchus arvensis L)
Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine.

8. Bawang putih (Allium sativum)
Bermanfaat mengobati flu dan batuk, menurunkan kadar kolesterol tinggi, mencegah dan mengobati kanker perut, kanker usus besar, penyakit darah tinggi dan jantung.

9. Belimbing Wuluh
Buahnya bermanfaat untuk gusi berdarah, sakit gigi, disamping buah daun belimbing wuluh bisa digunakan untuk param sakit rematik, penyakit kulit, dan juga bermanfaat untuk jamu pegel linu.

10. Beluntas
Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.

11. Brokoli
kandungan vitamin C pada brokoli jumlahnya lebih banyak daripada jeruk Kandungan kalsium brokoli juga lebih besar dibandingkan segelas susu, dan brokoli juga diketahui mengandung lebih banyak serat daripada sepotong roti gandum Cara mengkonsumsinya pun sangat mudah, bisa dimakan mentah, ditumis, dicampur sebagai salah satu bahan sop atau dikukus sebagai lalapan. Meningkatkan daya kerja otak.

12. Daun Dewa
Manfaat Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah, tumor, kutil dan kanker.

13. Ciplukan (Physallis angulata Linn. Atau physallis minima Linn)
Bermanfaat dalam pengobatan Alternatif Herbal Influenza, Sakit tenggorok, Batuk rejan, Bronchitis, Gondongan, Pembekakan buah pelir, Bisul, Borok, Kencing manis, Sakit paru – paru, Ayan, Pembekakan prostate.

14. Jambu Biji
Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru dan jus jambu biji bisa untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah.

15. Jeruk Nipis
Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.
16. Kencur
Bermanfaat mengobati Influenza pada Bayi, Menghilangkan lelah, minuman kesegaran, radang lambung, batuk dan melancarkan haid.
17. Daun Kemangi
Konsumsi lalap kemangi secara rutin dapat mencegah bau mulut, daun kemangi atau sari daun kemangi dapat menyembuhkan penyakit diare, gangguan pada vagina, nyeri payudara, hingga mengatasi batu ginjal dan albuminaria. Daun kemangi terbukti berkhasiat ampuh mengatasi keluhan flu, diare, sakit kepala, cacingan, sembelit. Selain itu, penelitian tersebut juga membuktikan manfaat daun kemangi untuk mengobati perut kembung, maag, badan lesu, masuk angin, hingga mengatasi kejang. Aroma dari daun kemangi juga dapat digunakan sebagai obat nyamuk.
Dan masih banyak lagi yang segera saya tambahkan, semoga ber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar