Pages - Menu

Rabu, 29 Oktober 2014

Kumpulan 130 Mp3 Sholawat - Nurul Musthofa



Description: C:\Users\uMMi\Desktop\ddd.jpgIni adalah Lantunan Sholawat dari Majelis Nurul Musthofa edisi ke-2. Setelah beberapa waktu lalu sudah ada 50 Kumpulan Mp3 Nurul Musthofa. dan sekarang adalah shalawat terbaru majelis nurul MusthofaKhusus edisi 2 ini adalah kiriman dari sahabat kita Dodik Black Aditia. Selamat Menikmati Lantunan Indah Sholawat ini.


51. Nurul Musthofa - Ya Rabbibil Musthofa ( Gambus )
Download
52. Nurul Musthofa - Asmaul Husna ( Gambus )
Download
53. Nurul Musthofa - Ya Sayiddi Ya Rasulullah ( Gambus )
Download
54. Nurul Musthofa - La ilaha Ilallah ( Gambus )
Download
55. Nurul Musthofa - Muhammadun ( Gambus )
Download
56. Nurul Musthofa - Salamualaika Ya Nabi ( Gambus )
Download
57. Nurul Musthofa - Salamun Khamisqil Khiyam
Download
58. Nurul Musthofa - Rabbi Faj'alna minal Akhyar
Download
59. Nurul Musthofa - Allah Washolatu ala ahmad
Download
60. Nurul Musthofa - Yaa Arhamarohimin
Download
61. Nurul Musthofa - Sholatullah Salamullah ( Gambus )
Download
62. Nurul Musthofa - Marhaban Yaa Ramadhan
Download
63. Nurul Musthofa - Marhaban Yaa syahrul Romadhon
Download
64. Nurul Musthofa - Nurul Musthofa
Download
65. Nurul Musthofa - Ya Rasulullah Salamun Alaik 1 ( Gambus )
Download
66. Nurul Musthofa - Syirillah Ya Ramadhan
Download
67. Nurul Musthofa - Ya Rasulullah Salamun Alaik 2 ( gambus + dumduk )
Download
68. Nurul Musthofa - Ya Thoybah ( Gambus )
Download
69. Nurul Musthofa - Robbahu Inna Munaya
Download
70. Nurul Musthofa - Sholu Ala Nuriladzi
Download
71. Nurul Musthofa - Ya Habiballah Salamaun alaik
Download
72. Nurul Musthofa - Ya Imam Rusli
Download
73. Nurul Musthofa - Sholu Ala Nuriladzi
Download
74. Nurul Musthofa - Nurul musthofa-ya thoibah-shalatullah ( Gambus )
Download
75. Nurul Musthofa - Al busyro
Download
76. Nurul Musthofa - Alayalloh Bi Nadzrah
Download
77. Nurul Musthofa - Alfasholallah
Download
78. Nurul Musthofa - Allah Arju
Download
79. Nurul Musthofa - Allah Hay Allah Hu
Download
80. Nurul Musthofa - Allah Allah ighfir liman qodasa
Download
81. Nurul Musthofa - Aqidatul Awwam
Download
82. Nurul Musthofa - Asholatu Daim
Download
83. Nurul Musthofa - Asholatu Ala Nabi
Download
84. Nurul Musthofa - Hubu Ahamdin Qolby
Download
85. Nurul Musthofa - Dzahrona Syamsul Jamali
Download
86. Nurul Musthofa - Dauni
Download
87. Nurul Musthofa - Anta Nuskhotu
lDownload
88. Nurul Musthofa - Malana Maulansiwah
Download
89. Nurul Musthofa - Khoirolbariyah
Download
90. Nurul Musthofa - Isyfa'lana
Download
91. Nurul Musthofa - Ibadallah Shalatullah
Download
92. Nurul Musthofa - Ibadallah rijalallah
Download
93. Nurul Musthofa - Subhanallah Wal Hamdulillah
Download
94. Nurul Musthofa - Qulya Adzim
Download
95. Nurul Musthofa - Qadtamamallah
Download
96. Nurul Musthofa - Ya man Yaro
Download
97. NKF - Ya Allah Bi Husnil Khatimah
Download
98. NKF - Ya Haditsi
Download
99. NKF - Ya Rabbibil Musthofa
Download
100. NKF - Muhammadun ( Sik Asik )
Download
101.Habib Rizieq Syihab - Kisah Sang Rasul
Download
102. Nurul Musthofa - Ya Tawwab Tub Alaina
Download
103. Nurul Musthofa - Ya Rabbana Ya Jawad
Download
104. Nurul Musthofa _ Yaa Laqolbin
http://www.mediafire.com/?dt4s0x3oyau3dzx
105. Nurul Musthofa - Ya Allah Lana Bilqobul
Download
106. Nurul Musthofa - Medley In Jabartum-ya ahlabaitin nabi - allah Washolatu ala Muhtar - Ya Abana Seggaf - Tholaalbadru alaina - Marhaban
Download
107. Nurul Musthofa - Yaa Badrotim (Gambus)
Download
108. Nurul Musthofa - Yaa Habibi Yaa Muhammad (Gambus)
Download
109. Nurul Musthofa - Syailila Yaa Aidarusi - Sidnan Nabi
Download
110. Nurul Musthofa - Nurul Musthofa (Gambus)
Download
111. NurulMusthofa - Allah Lanabilqobul (Gambus2013)
Download
112. Nurul Musthofa - RobbiShali Da Iman ( Indonesia )
Download
113. Nurul Musthofa - Ya Rasulullah Isyfalana ( India )
Download
114. Nurul Musthofa - Allah Lana Bilqobul (CLEAN)
Download
115. Nurul Musthofa - Shalawat Badar (NEW)(CLEAN)
Download
116. History of Nurul Musthofa - Allah ighfirliman Qod Asya
Download
117. History Of Nurul Musthofa - Siddnan Nadi
Download
118. History Of Nurul Musthofa - Muhammadun (Monas)
Download_-
119. History Of Nurul Musthofa - Waktu Syahr ( acoustic )
Donwload
120. Nurul Musthofa - Shollu Ala Nuriladzi NEW VERSION
Donwload
121. Nurul Musthofa - SOLATUNWAQOH(2013)
Donwload
122. Nurul Musthofa - Ya Habibana Ali & Robbisholi alal mukhtar Thoharosul
Donwload
123. Nurul Musthofa - gambus Muhammadun 2013 (CLEAN)
Donwload
124. Nurul Musthofa - Simthudduror
Donwload
125. History Of Nurul Musthofa - Alfasholallah (akustik)
Donwload
126. Nurul Musthofa - MEDLEY ( MONAS )
Donwload





















 

Selasa, 28 Oktober 2014

CONTOH PROPOSAL PANTONIM



A.                Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi manusia yang digunakan untuk berinteraksi antara satu orang dengan orang lainnya berupa bunyi ucapan yang dapat dipahami. Melalui suatu bahasa seseorang dapat menyampaikan suatu maksud dan tujuan kepada orang lain.
Pengajaran Bahasa Indonesia dilaksanakan dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Perguruan Tinggi, karena Bahasa indonesia merupakan suatu alat pemersatu bangsa yang digunakan di masyarakat Indonesia. Pembelajaran bahasa di jenjang Sekolah Dasar pembelajaran bahasa sudah mulai rumit dan kompleks. Peserta didik sudah harus mampu menyimak, berbicara, membaca dan menulis dengan baik. Begitupun dengan jenjang-jenjang berikutnya, pembelajaran bahasa akan semakin rumit dan kompleks sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Sehingga yang membedakan pembelajaran bahasa di setiap jenjang pendidikan hanya kerumitannya.
Pengajaran bahasa di sekolah mencakup empat keterampilan dasar yaitu, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Mula-mula anak dari sejak kecil sebenarnya sudah dikenalkan dengan keterampilan-keterampilan tersebut dari mulai belajar menyimak bahasa-bahasa yang diucapkan oleh orang tua atau orang terdekat mereka, kemudian mulai belajar berbicara dengan kosa kata yang anak tersebut miliki dari menyimak, sesudah itu anak belajar membaca dan menulis di sekolah.
Keberhasilan seorang anak dalam memahami bahasa tergantung kepada beberapa aspek yang mendukung. Baik aspek orang tua, sekolah ataupun aspek lingkungan disekitar anak. Salah satu aspek tersebut adalah sekolah, dimana guru dituntut agar mampu mengajarkan kepada anak berbahasa dengan baik dan benar dengan berbagai keterampilan berbahasa.
Sekolah merupakan tempat dimana anak dapat belajar banyak bahasa dari beberapa keterampilan berbahasa yang diajarkan oleh guru, salah satunya dengan cara menulis. Sejalan dengan apa yang ada pada kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar kelas IV menurut Kemendikbud (2013), yaitu sebagai berikut.
Tabel A.1
                                              Kurikulum 2013 kelas IV                                             
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
4. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain
4.4. Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku

Sumber. Kemendikbud (2013)

Kemampuan anak dalam menulis cerita narasi yang terdapat di SDN Cinunuk I ini masih sangat kurang. Siswa masih menganggap bahwa menulis merupakan hal yang sulit dilakukan terlebih menulis suatu cerita. Hal ini terjadi karena siswa sulit menemukan ide, siswa masih bingung dengan isi cerita apa yang akan mereka tulis serta siswa sering kali salah dalam penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.
Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis. Media yang digunakan hanya teks biasa sehingga guru membatasi siswa untuk berimajinasi. Hal ini terlihat pada saat melakukan observasi dan wawancara kepada guru kelas empat SDN Cinunuk I, guru hanya memberikan tugas untuk menulis cerita berupa tema tanpa menyediakan media yang menarik yang dapat merangsang kreativitas siswa.
Hal ini jelas bahwa siswa dituntut dapat menyajikan teks cerita dengan bahasa lisan dan tulis dengan kosakata sendiri. Untuk itu diperlukan media pembelajaran yang dapat membuat siswa tertarik, bersemangat untuk mengikuti pembelajaran menulis dan mempermudah siswa dalam membuat karangan narasi. Oleh karena itu pada penelitian ini penelitian ini merupakan alternatif dalam meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Cinunuk I dengan menggunakan media video pantomim. Alasan menggunakan media film pantomim karena pada video tersebut sudah ada gagasan, alur sudah terbentuk, tokoh sudah ada dan ceritanya sudah runtut. Siswa hanya menginterpretasikan setiap gerakan yang ada pada video dan menyusunnya dalam beberapa paragraf sesuai dengan urutan kronologis cerita tersebut.
Untuk itu peneliti akan  mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul:
“PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PANTOMIM DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS NARASI DI KELAS IV SDN CINUNUK I”

A.                Identifikasi dan Perumusan Masalah
1.                  Masalah yang teridentifikasi
Kegiatan menulis adalah kegiatan yang mengharuskan seseorang mampu menggunakan mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya kedalam bentuk tulisan. Tentu saja itu bukan hal yang mudah bagi seorang anak Sekolah Dasar. Ketika peneliti mengobservasi kelas lima yang ada di SDN Cinunuk I, peneliti mendapatkan informasi bahwa hasil kemampuan siswa dalam menulis narasi masih belum baik adalah sebagai berikut.
a.         Siswa sulit menemukan ide.
b.        Siswa masih bingung dengan isi cerita apa yang akan mereka tulis.
c.         Siswa sering kali salah dalam penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar.
d.        Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran menulis.
e.         Media yang digunakan hanya teks biasa sehingga guru membatasi siswa untuk berimajinasi.
Sehingga peneliti bermaksud untuk meneliti apakah penggunaan media video pantomim ini cocok digunakan agar semua anak bisa menulis narasi dan mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya ke dalam sebuah tulisan. 

2.                  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang teridentifikasi di SDN Cinunuk I di atas mengenai penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi, maka masalah yang akan dikaji dan diteliti oleh peneliti yaitu
a.         Bagaimana penerapan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi?
b.         Bagaimana pelaksanaan penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi?
c.         Bagaimana kemampuan menulis narasi siswa setelah menggunakan media video pantomim ?
3.                  Variabel Penelitian
Berdasarkan judul yang peneliti teliti mengenai penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi, terdapat hubungan antara variabel satu dengan variabel lain yaitu variabel Independen dan variabel Dependen. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Maka variabel Independen dan variabel Dependen dari penelitian ini yaitu
a.         Variabel Independen (bebas)  : Penggunaan media video pantomim
b.        Variabel Dependen (terikat)    : Kemampuan siswa menulis narasi

B.                Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas mengenai penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi, bahwa yang menjadi tujuan peneliti mengadakan penelitian ini yaitu
1.        Untuk mengetahui penerapan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
2.        Untuk mengetahui pelaksanaan penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
3.        Untuk mengetahui kemampuan siswa menulis narasi setelah menggunakan media video pantomim.

C.                Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran, sehingga dapat memperbaiki mutu proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
Manfaat Praktis
Bagi Guru
1.        Agar dapat mengetahui gambaran bagaimana penerapan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis narasi.
2.        Agar dapat menambah wawasan bagi guru agar lebih inovatif dalam memberikan materi pembelajaran agar lebih mudah dipahami oleh siswa.
Bagi Pembaca
1.        Agar pembaca dapat mengetahui bahwa video bukan semata-mata sebagai hiburan saja akan tetapi juga dapat digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran di sekolah.
2.        Agar pembaca bisa menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk mengajarkan siswa menulis narasi menggunakan media video pantomim.
Bagi Penulis
1.        Untuk membuktikan bahwa media video pantomim tepat digunakan guru untuk mengajarkan siswa dalam menulis narasi.
2.        Untuk lebih memahami bagaimana penerapan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi.
  Bagi Siswa                                
1.        Agar siswa dapat memperoleh pengalaman langsung bagaimana belajar menulis narasi melalui media video pantomim.



D.                Kajian Pustaka
1.                  Pembelajaran Menulis
a.                  Pengertian menulis
Menurut Depdikbud (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 115) menyatakan bahwa “menulis adalah membuat huruf (angka, dsb) dengan pena, melahirkan pikiran dan perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan; mengarang di majalah, mengarang roman (cerita, membuat surat)”.
Sedangkan menurut Suriamiharja (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 116) menyatakan bahwa “menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis”.
Menurut Tarigan (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 115) menyatakan bahwa
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa gambar itu.

Sedangkan menurut Rusyana (dalam Cahyani dan Rosmana, 2006 hlm. 97) “menulis adalah mengutarakan sesuatu secara tertulis dengan menggunakan bahasa terpilih dan tersusun.”
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan mengutarakan suatu pikiran dan perasaan seseorang berupa susunan huruf atau lambang kedaam suatu tulisan yang dapat dipahami oleh seseorang.
b.                  Tujuan menulis
Tujuan menulis menurut Hartig (dalam Cahyani dan Rusmana, 2006, hlm. 98) yaitu
Assignment Purpose (tujuan penugasan); 2) Altruistik Purpose (tujuan altruistik); 3) Persuasive Purpose (tujuan persuasif); 4) Informational Purpose (tujuan informasional/penerapan); 5) Self- Ekspresive Purpose (tujuan pernyataan diri); 6) Creative Purpose (tujuan kreatif); 7) Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah).
            Tujuan menulis tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1)        Assignment Purpose (tujuan penugasan)
Penulisan dilakukan karena ditugaskan bukan karena kemauan sendiri.
2)        Altruistik Purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan dan menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya dengan karyanya tersebut.
3)        Persuasive Purpose (tujuan persuasif)
Penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca terhadap gagasan yang diuraikan.
4)        Informational Purpose (tujuan informasional/penerapan)
Penulisan yang bertujuan memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca.
5)        Self- Ekspresive Purpose (tujuan pernyataan diri)
Penulisan yang bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.
6)        Creative Purpose (tujuan kreatif)
Penulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik atau nilai-nilai kesenian.
7)        Problem-Solving Purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi dan menelitik secara cermat pikiran dan gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima pembaca.
c.                  Kegunaan menulis
Menurut Akhadiah (dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 117) ada delapan kegunaan menulis, yaitu
1)   Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya.
2)   Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan.
3)   Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.
4)   Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat.
5)   Penulis akan dapat meninjau serta memulai gagasannya sendiri secara objektif.
6)   Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahannya, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.
7)   Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif.
8)   Dengan kegiatan menulis yang terencanakan membiasakan penulis berpikir serta berbahasa secara tertib dan benar.
d.                  Jenis-jenis menulis
Menurut weaver dan Morris (dalam Cahyani dan Rosmana, 2006, hlm. 99) jenis-jenis tulisan dibagi ke dalam empat jenis yaitu: “1) ekposisi; 2) narasi;  3) deskripsi;  dan 4) argumentasi”.
Jenis-jenis tulisan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Namun dalam penelitian tindakan kelas ini yang diteliti oleh peneliti yaitu kemampuan siswa menulis narasi.
1)        Eksposisi
Eksposisi merupakan salah satu bentuk tuisan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang.
2)        Narasi
Narasi merupakan tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Narasi mementingkan urutan kronologi dari suatu peristiwa, kejadian atau masalah. Kekuatan tulisan ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara bercerita yang diatur melalui alur.
3)        Deskripsi
Deskripsi merupakan tulisan yang memaparkan suatu benda, tempat, suasana atau keadaan secara apa adanya.
4)        Argumentasi
Argumentasi merupakan yang berisi tentang alasan-alasan yang meyakinkan akan pentingnya sesuatu bagi pembaca sehingga akhirnya pembaca mengikuti kebenaran ide atau pesan yang ditulis.
e.                  Prinsip Pembelajaran Menulis
Dalam rangka mewujudkan pembelajaran menulis yang baik, harmonis, dan bermutu, harus diketahui terlebih dahulu prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam menulis. Brown (dalam Abidin, 2012, hlm. 192) mengemukakan prinsip-prinsip pembelajaran menulis adalah sebagai berikut.
1)   Pembelajaran menulis harus merupakan pelaksanaan praktik menulis yang baik. Dalam hal ini guru harus membiasakan siswa menulis dengan mempertimbangkan tujuan, memerhatikan pembaca, menyediakan waktu yang cukup untuk menulis, menerapkan teknik dan strategi menulis yang tepat, dan melaksanakan menulis sesuai dengan tahapan penulisan.
2)   Pembelajaran menulis harus dilaksanakan dengan menyeimbangkan antara proses dan produk.
3)   Pembelajaran menulis harus mempertimbangkan latar belakang budaya literasi siswa.
4)   Pembelajaran menulis harus senantiasa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan whole language khususnya menggabungkan antara membaca dan menulis.
5)   Pembelajaran menulis harus dilaksanakan dengan menerapkan kegiatan menulis otentik seoptimal mungkin. Menulis otentik adalah menulis yang bermakna bagi siswa sekaligus dibutuhkan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
6)   Pembelajaran menulis harus dilaksanakan dalam tiga tahapan yakni tahap pramenulis, tahap penulis, dan tahap pascamenulis.
7)   Gunakan strategi pembelajaran menulis interaktif, kooperatif, dan kolaboratif.
8)   Gunakan strategi yang tepat untuk mengoreksi kesalahan siswa dalam menulis.
9)   Pembelajaran menulis harus dilakukan dengan terlebih dahulu menjelaskan aturan penulisan misalnya jenis tulisan, konvensi tulisan, dan retorika menulis yang bagaimana yang harus digunakan siswa selama tugas menulis.

2.                  Narasi
a.                  Pengertian narasi
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. (Wikipedia)
Menurut Akhadiah (dalam Cahyani dan Hodijah, 2007, hlm. 86) mengatakan bahwa “narasi adalah suatu jenis karangan yang berusaha menceritakan suatu peristiwa baik yang bersifat nyata atau rekaan, dan di dalamnya terdapat unsur pelaku, tempat terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya suatu peristiwa tersebut, suasana dan juru cerita”.
Sedangkan menurut Suhendar (dalam Cahyani dan Hodijah, 2007, hlm. 86) mengatakan bahwa
Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. oleh sebab itu, unsur yang penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan. Perbuatan dan tindakan ini terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan peristiwa dari waktu ke waktu dengan sejelas-jelasnya yang di dalamnya terdapat unsur pelaku, tempat terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya suatu peristiwa tersebut, suasana dan juru cerita.
b.                  Tujuan menulis karangan narasi
Tujuan menulis karangan narasi adalah sebagai berikut.
1)        Hendak memberikan informasi atau wawasan dan memperluas pengetahuan.
2)        Memberikan pengalaman estetis kepada pembaca.
c.                  Jenis-jenis karangan narasi
Jenis-jenis karangan narasi menurut Gory Keraf (dalam Cahyani dan Hodijah, 2007, hlm. 86-87) terbagi menjadi dua jenis, yaitu
1)   Narasi Ekspositoris
Narasi Ekspositoris adalah narasi yang hanya bertujuan untuk memberi informasi pada pembaca, agar pengetahuannya bertambah. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapat pula bersifat generalisasi.

Dalam narasi ekspositorik, penulis menceritakan suatu peristiwa berdasarkan data yang sebenarnya. Pelaku yang ditonjolkan dalam karangan tersebut biasanya hanya satu orang. Pelaku diceritakan mulai dari kecil sampai saat ini atau sampai terakhir dalam kehidupannya.

2)   Narasi sugestif
Narasi sugestif adalah narasi yang disusun sedemikian rupa, sehingga para pembaca mampu menimbulkan daya khayal pembaca.  Sasaran utamanarasi sugestif ini bukan memperluas pengetahuan seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu pengalaman.

Dalam narasi sugestif yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu sehingga menumbilkan suatu daya khayal kepada pembaca serta suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak seolah-olah pembaca atau pendengar melihat.
d.                  Unsur-unsur karangan Narasi
Menurut Cahyani & Hodijah (2007, hlm. 88-90) “karangan narasi sugestif yang dalam hal ini cerpen dibangun oleh beberapa unsur, yaitu
1)   Tema
Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.
2)   Plot
Plot adalah apa yang dilakukan oleh tokoh dan peristiwa apa yang terjadi dan dialami tokoh.
3)   Penokohan atau perwatakan
Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
4)   Latar
Latar adalah tempat, saat, dan keadaan sosial yang menjadi wadah tempat tokoh melakukan dan dikenai suatu peristiwa.
5)   Sudut Pandang
Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya.
6)   Amanat
Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan pengarang melalui hasil karyanya.

3.                  Media Pembelajaran
a.                  Pengertian media pembelajaran
Media merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan suatu informasi kepada penerima informasi secara komunikatif. Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, antara sumber pesan dengan penerima pesan.
Menurut Indriana (2011, hlm. 15) mengatakan bahwa “media pengajaran merupakan semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran”.
Sedangkan menurut Daryanto (2012, hlm. 4 ) mengatakan bahwa “media pembelajaran merupakan sarana pelantara dalam proses pembelajaran”.
Gagne dan Briggs (dalam Arsyad, 2013, hlm. 4) secara implisit mengatakan “media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer”.
            Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa dalam proses pembelajaran yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
b.                  Jenis-jenis media pembeajaran
Menurut Hermawan, dkk (2007, hlm 22-34) mengatakan bahwa  “media secara umum dapat dikelompokan ke dalam tiga jenis, yaitu media visual, media audio, media audio visual”.
Namun penelitian tidakan kelas ini peneliti hanya menggunakan satu media pembelajaran yaitu media visual.
1)   Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera penglihatan. Media visual ini terdiri atas media yang diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.

Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slide (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu (pantomim), dan film kartun.
Media gambar bisa juga disebut dengan media visual. Media ini memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Media visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Media visual/ media gambar bergerak yang diteliti tersebut berupa video pantomim yang berisi gambar bergerak dan berwarna meliputi orang yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari agar siswa lebih bersemangat dan tidak jenuh atau membosankan, sehingga akan membuat anak tertarik, dan menyenangi pembelajaran menulis sebuah cerita narasi.
2)   Media audio yaitu media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
3)   Media audio visual, yaitu kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media pandang dengar.

4.                  Video
a.                  Pengertian
Video merupakan suatu teknologi yang bisa menangkap atau merekam suatu gambar bergerak yang disertai suara yang didalamnya terdapat sebuah alur cerita yang sangat efektif untuk membantu dalam proses pembelajaran. Pengertian tersebut sejalan dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Arsyad (dalam Gustiansyah, hlm. 7) dan Daryanto (2012, hlm 86).
Arsyad (dalam Gustiansyah, hlm. 7) mengatakan bahwa
Video merupakan serangkaian gambar gerak yang disertai suara yang membentuk satu kesatuan yang dirangkai menjadi sebuah alur, dengan pesan-pesan di dalamnya untuk ketercapaian tujuan pembelajaran  yang disimpan dengan proses penyimpanan pada media pita atau disk.

Selain itu, Daryanto (2012, hlm. 86) juga mengatakan bahwa “video merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok”.
b.                  Kelebihan dan kelemahan Video
Media Video memiliki beberapa kelebihan daripada media-media lain yang dikemukakan oleh Suartama (dalam Gustiansyah, hlm. 7-8), yaitu “...... kelebihan video⁄film, dimana penggunaan unsur-unsur gerak, warna, dan cahaya itu menarik minat siswa. Unsur-unsur dramatik dan kegiatan yang terdapat dalam video⁄film berupaya meningkatkan kesan pada proses pengajaran dan pembelajaran”.
            Menurut Rusman (dalam Gustiansyah, hlm. 10) mengatakan bahwa video pembelajaran memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut
1.    Memberi pesan yang diterima secara lebih merata oleh siswa
2.    Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses
3.    Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu
4.    Lebih reallistis, dapat diulang dan dihentikan sesuai dengan kebutuhan.
5.    Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
            Terlepas dari kelebihan-kelebihan tersebut, video juga memiliki beberapa kelemahan yang dikemukakan oleh Daryanto (2012, hlm 88-89)
1.    File detail
Video, terutama kalau media tayangnya televisi tidak dapat menampilkan obyek sampai yang sekecil-kecilnya dengan sempurna.
2.    Size information
Video tidak dapat menampilkan obyek dengan ukuran yang sebenarnya.
3.    Third dimention
Gambar yang diproyeksikan oleh video berbentuk dua dimensi.
4.    Opposition
Pengambilan yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihatnya.
5.    Setting
Kalau kita tampilkan adegan dua orang yang sedang bercakap-cakap di antara kerumunan banyak orang, akan sulit bagi penonton untuk menebak di mana kejadian tersebut berlangsung.
6.    Material pendukung
Video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada di dalamnya.
7.    Budget
Untuk membuat program video membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Meskipun terdapat kelebihan dan kekurangan dalam media video sebagai media pembelajaran yang telah dikemukakan tersebut di atas, bahwa peneliti menganggap bahwa media video tersebut cocok digunakan sebagai pembelajaran, terutama pembelajaran menulis narasi.
5.                  Pantomim
a.                  Pengertian pantomim
Norton (dalam Resmini dan Hartati, 2006, hlm. 198) mengatakan bahwa “pantomim sebagai suatu bentuk permainan berpotensi untuk mengembangkan kemampuan sosia dan kemampuan berpikir imajinatif-kreatif anak”.
Sedangkan menurut Suwignyo (dalam Resmini dan Hartati, 2006, hlm 198) mengatakan bahwa “sedangkan dengan imajinasi-kreasi, para siswa dapat merefleksikan fenomena yang dihadapkan kepadanya secara khas, baru, terbedakan dengan yang ain, dan tak terduga”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pantomim merupakan salah satu jenis drama yang dapat mengembangkan kemampuan sosial dan imajinasi-kreatif siswa dalam bentuk permainan.
b.                  Tujuan Berpantomim
Norton (dalam Resmini dan Hartati, 2006, hlm. 198) secara khusus menjeaskan tujuan berpantomim sebagai berikut.
1)   Mengembangkan kerjasama dan interaksi kelompok.
2)   Mengembangkan imajinasi-kreasi dan rasa empati.
3)   Mengembangkan kesesuaian gerakan dengan presentasi musical.
4)   Menginterpretasikan berbagai tingkah laku dan emosi yang menyertainya.
c.                  Ciri-ciri pantomim
Pantomim merupakan salah satu jenis drama yang termasuk ke dalam permainan dengan ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri yang dimaksud  menurut Farris (dalam Resmini dan Hartati, 2006, hlm. 198) , yaitu
1)   Mengandalkan tingkah laku nonverbal untuk mengungkapkan makna atau maksud tertentu.
2)   Mendayagunakan secara optimal seluruh anggota tubuh, gesture, gerakan badan, mimik muka, tangan, kaki, dan sebagainya.
3)   Dengan bahasa tubuh gerakan tangan, dan ekspresi wajah dapat diungkapkan emosi, pikiran dan kehendak.
4)   Berbagai pikiran dan emosi tersebut dinyatakan daalm gerakan-gerakan yang sangat detail.

6.                  Langkah-langkah pelaksanaan menulis narasi menggunakan media video pantomim
Berdasarkan Kurikulum 2013 mengenai proses pelaksanaan pembelajaran menulis cerita petualangan dengan menggunakan media video pantomim di kelas IV SDN Cinunuk I dilakukan tahapan sebagai berikut.
1)        Kegiatan Awal
a)      Mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran dengan mempersiapkan alat (infocus dan laptop), media, dan sumber pembelajaran untuk memotivasi belajar siswa.
b)      Memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan yang ada hubungannya dengan materi yang akan disampaikan.
c)      Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.
2)        Kegiatan Inti
a)        Guru menjelaskan kepada siswa mengenai pengertian, jenis-jenis, dan unsur-unsur dalam narasi.
b)        Setelah guru menjelaskan mengenai narasi, guru memberitahu siswa tentang tema yang akan digunakan dalam menulis narasi.
c)        Dengan bimbingan guru, siswa mengamati dan menyimak penayangan video pantomim kepada siswa melalui infocus dan laptop sebanyak 2 kali dengan tertib.
d)       Setelah siswa mengamati dan menyimak video pantomim tersebut, siswa diminta untuk menuliskan kembali cerita sesuai dengan apa yang dilihatnya ke dalam sebuah tulisan secara berurutan (nama tokoh dan latar dibuat sendiri oleh siswa).
e)        Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya.
3)        Kegiatan Akhir
1.        Guru meluruskan hasil pekerjaan siswa dan tanya jawab tentang hal-hal yang tidak dimengerti oleh siswa mengenai video pantomim.
2.        Guru bersama siswa menutup pembelajaran dengan ucapan hamdallah.

E.                 Kerangka Berpikir
Pengajaran bahasa di sekolah mencakup empat keterampilan dasar yaitu, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan awal anak adalah menyimak. Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan untuk mendapatkan suatu pemahaman terhadap sesuatu hal.
Begitupun untuk memahami unsur- unsur yang ada pada suatu cerita, anak dituntut untuk mempunyai keterampilan menulis yang baik terlebih kemampuan menulis narasi. Setiap anak memiliki kemampuan menulis narasi yang berbeda-beda, ada anak yang susah dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya ke dalam suatu tulisan, ada anak yang susah dalam menulis narasi dikarenakan anak tersebut memiliki kosa kata sedikit sehingga anak susah dalam menulis narasi.
Bukan hanya keterampilan menulis yang baik, namun materi yang disajikan dalam proses pembelajaran dituntut menarik, sehingga dengan materi yang menarik siswa dapat dengan mudah menangkap isi dari materi tersebut.
Peneliti memilih media video sebagai media yang dianggap menarik untuk siswa. Sehingga akan menunjang pembelajaran ke arah yang lebih baik.

F.            Hipotesis
Di dalam penelitian ini kita mengenal Hipotesis. Menurut Arikunto (2013,  hlm. 112)  mengatakan bahwa “hipotesis merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya daam peneitian”.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu:
a.         Hipotesis kerja (Ha)
Adanya korelasi yang positif antara media video pantomim yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi.
b.        Hipotesis nol (Ho)
Tidak adanya korelasi yang positif antara media video pantomim yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi.

G.               Metode Penelitian
1.        Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian penggunaan media video pantomim  dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut Hopkins (dalam Undang. 2009, hlm 5) menyatakan bahwa:
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang mengombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suati tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
            Peneliti memilih metode ini dengan alasan permasalahan yang diteliti adalah permasalahan yang sering timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, sehingga peneliti memilih metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Model PTK yang dipilih dalam penelitian penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi adalah model Kemmis dan Mc.Taggart. Model ini digunakan karena sederhana dan mudah dipahami. Pada penelitian model Kemmis dan Mc. Taggart ini dalam satu pembelajaran dianggap satu siklus.
Berikut digambarkan model Kemmis dan Mc.Taggart.
Pelaksanaan
Refleksi
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Refleksi
HASIL
 










Sumber. Prosedur Penelitian (Arikunto, 2013)

2.        Lokasi dan Subjek Populasi dan Sampel Penelitian
a.         Lokasi
Lokasi penelitian tindakan kelas mengenai penggunaan media video pantomim dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis narasi ini akan dilaksanakan di kelas V SDN Cinunuk I Tahun Ajaran 2014/2015 Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan bahan pembelajaran menulis narasi.
b.         Subjek Populasi
Populasi dalam penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas IV SDN Cinunuk I Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut yang terdiri dari 25 siswa. Siswa laki-laki sebanyak 11 siswa dan siswa perempuan sebanyak 14 siswa.
c.         Sampel penelitian
Sampel yang diambil terdiri dari satu kelas yaitu kelas V SDN Cinunuk I Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut yang terdiri dari 25 siswa, yang akan dilihat perubahan kemampuan siswa dalam menulis narasi pada beberapa siklus.

H.                Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah wawancara dan observasi. Peneliti akan melakukan wawancara dan observasi mengenai kemampuan siswa dalam menulis narasi, maka peneliti dapat menilai seberapa besar kemampuan siswa menulis narasi melalui media video pantomim.
a.         Tes
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik berupa tes tulis untuk memperoleh data mengenai kemampuan siswa dalam menulis narasi. Menurut Arikunto (2013, hlm. 193) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Tes tulis yang digunakan oleh peneliti adalah tes menulis karangan narasi.

b.        Wawancara
Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah guru kelas dan siswa. Kegiatan wawancara ini dilakukan setelah proses KBM. Adapun tujuan dari kegiatan wawancara ini adalah untuk memperoleh data verbal atau konvirmasi dari guru dan siswa tentang penyebab kesulitan siswa dalam menulis narasi.
c.         Observasi
Observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan observasi ini yaitu untuk memperoleh data aktifitas guru dan siswa sehingga didapatkan catatan lapangan tentang aktifitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

I.                   Teknik Analisis Data
Setelah proses pengumpulan data langkah selanjutnya adalah teknik pengolahan atau analisis data, dimana data-data yang dihasilkan dari hasil wawancara dan observasi diolah dan diproses, sehingga data-data dapat dipahami dan dimengerti.

J.                  Daftar Pustaka
Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Peneitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Cahyani, I. & Rosmana, I.A. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Edisi Kesatu. Bandung: Upi Press.
Cahyani, I. & Hodijah. (2007). Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD. Bandung: Upi Press
Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Gustiansyah, R. (2014). Pengembangan Video Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah Tema Bermain dengan Benda-benda di Sekolah . (Skripsi). Sarjana pada FIP Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hermawan, A.H. dkk. (2007). Media Pembelajaran. Bandung: Upi Press.
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: Diva Press.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Kurikulum 2013. Jakarta: BNSP
Resmini, N. & Juanda, D. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Edisi Kesatu. Bandung: Upi Press.
Undang, G. (2009). Teknik Penelitian Tindakan Kelas.  Jakarta: Sayagatama.
Resmini, N. & Hartati, T. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung: Upi Press.

Sugiono, (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Wikipedia. (2014). Narasi. [Onine] Diakses dari [27 Oktober 2014]