Pages - Menu

Rabu, 19 Februari 2014

Pengertian Master Production Schedule

                             Kajian Teoritis

2.1         Pengertian Master Production Schedule

Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule/MPS ) Pengunaan konsep MRP dimulai dengan pembuatan Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule/MPS). Jadwal induk produksi adalah rencana produksi jangka pendek perusahaan dalam mengahasikan produk jadi atau produk akhir, yang akan digunakan untuk mengatur rencana produksi dan pengawasan. Sistem ini menghasilkan jadwal produksi jangka pendek baik untuk suku cadang maupun proses perakitannya, jadwal pembelian bahan bahan baku, jadwal pelaksanaan produksi dan jadwal kerja karyawan.
Tujuan pembuatan jadwal induk produksi oleh perusahaan adalah:
a. Agar pembuatan produk akhir selesai tepat waktu sesuai dengan yang dijanjikan pada konsumen.
b. Untuk menghindari kelebihan beban atau kekurangan beban pada fasilitas produksi sehingga kapasitas produksi pemanfaatannya menjadi efisien dan hasilnya biaya produksi rendah.
Untuk mencapai tujuan itu, maka sebelum jadwal induk dibuat perusahaan perlu lebih dulu melihat kembali perkiraaan permintaan konsumen yang akan datang, permintaan kosumen yang sudah masuk, tingkat persedian, beban kerja, dan kapasitas fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dalam setiap minggunya. Dengan mereview kembali jumlah permintaan diharapkan terjadi keseimbangan antara beban kerja dengan kapasitas yang tersedia.
Suatu rencana produksi agreat yang sudah di buat akan diimplementasikan sehingga dibutuhkan penjadwalan yang berupa jadwal induk produksi (Master Production Schedul).
Jumlah yang harus diproduksi merupakan jumlah untuk setiap item atau produk spesifik tertentu tertentu, maka hasil rencana produksi agregat harus didisagregasikan kembali untuk menyusun MPS dari masing-masing item.
Definisi:
Pernyataan produk akhir (end item) apa saja yang akan diproduksi dalam bentuk jumlah (berapa) dan waktu (kapan)
Jadwal induk produksi merupakan disgregat dan implementasi perencanaa produksi (agregat)
Jadwal induk produksi merupakan ringkasan skedul produksi produk jadi untuk periode mendatang yang dirancang berdasarkan pesanan pelanggan atau ramalan permintaan
2.2 .Fungsi
- menjadwalkan produksi dan pembelian material  untuk produk (item). Jadwal induk produksi menyatakan kapan, jumlah, dan data produk harus dipesan.
- Menjadi masukan data sistem perencanaan kebutuhan material. Jadwal induk produksi dijabarkan menggunakan Bill of material untuk menentukan jumlah kebutuhan komponen, material dan perakitan sehingga jadwal induk produksi dapat dipenuhi.
- Sebagai dasar penentuan kebutuhan sumber daya, seperti tenaga kerja, jam mewsin atau energi melalui perhitungan perencanaan kapasitas kasar. Jadwal induk produksi dinyatakan dalam satuan produk (bukan  agregat). Perencanaan kapasitas dapat dilakukan lebih rinci.
- Sebagai dasar untuk menentukan janji pengiriman produk kepada konsumen. Dengan mengalokasikan jumlah unit produk dalam penjadwalan maka jumlah pengendalian unit produk.


MPS “menguraikan” (dis-agregasi) rencana produksi agregat. Jika aggregate planningdibuat dalam jumlah besar seperti kelompok produk, maka MPS dibuat untuk produk yang spesifik.   

MPS dikembangkan agak sedikit berbeda tergantung jenis industri (MTS atau MTO) dan jumlah item yang diproduksi (sedikit atau banyak)

MTS data peramalan permintaan bersih (peramalan permintaan dikurangi persediaan di tangan)

MTO pesanan yang blm terpenuhi adalah data permintaan yang dibutuhkan, shg pesanan pesanan dari konsumen akan menentukan MPS-nya pada industri-industri dimana ada sedikit komponen-komponen dasar  yang dirakit dalam banyak kombinasi yang berbeda

2.3 Master Production Schedule Penjahit Wanita Kenzo
Penjahit wanita kenzo memproduksi dua jenis pesanan dalam setiap bulannya, yaitu Gamis dan Kaos wanita, Setiap bulannya penjahit menerima orderan 20 – 50 pesanan disetiap bulannya. Pesanan di bulan januari sebanyak 20 pakaian, lama waktu pengerjaanya tidak menentu terkadang diberi waktu lama pengerjaan selama 2 minggu sampai 1 bulan. Untuk jenis pakaian yang di pesan biasanya penjahit lebih banyak menerima pesanan menjahit gamis, untuk biaya pemesanan biasanya penjahit memberikan harga 50 sampai 100 ribu untuk gamis dan 25 sampai 50 ribu untuk kaos.
Biasanya penjahit menyediakan persediaan barang-barang yang lumayan banyak sehingga penjahit jarang membeli persediaan sehingga dapat menghemat biaya pengeluaran.
Untuk pesanan dibulan sebelumnya sudah terselesaikan semua jadi tidak ada pekerjaan yang terbengkalai atau tidak sesuai waktu yang diberikan.
Cara pengerjaannya dibuat sangat detail dengan cara membuiat pola, untuk satu pakaian biasanya penjahit memerlukan satu hari untuk membuat satu pola kemudian kain dipotong mengikuti pola.
Bahan-bahan yang digunakan tidak terlalu banyak, penjahit hanya memerlukan kain keras, benang, kancing, karbon , lader, gunting, penggaris dan meteran. Untuk kain biasanya pemesan yang membawa kain sendiri.

1.     Master Production Schedule
Periode (Bulan)
MPS Baju Jahitan
Januari
20 baju jahitan
Total
20 baju jahitan


2.4          File Daftar Bahan Baku (Bill of Material/BOM)
BOM merupakan daftar (list) yang terstruktur. BOM berbeda dengan daftar (list) biasa, BOM menunjukkan tingkatan-tingkatan hubungan antara produk jadi (finished product) dengan berbagai macam komponennya. Istilah lain untuk Bill of material adalah indented bill of material, yaitu sebuah diagram yang menempatkan produk akhir distruktur paling atas (puncak) dan komponen bahan baku yang membentuk produk tersebut pada struktur paling bawah.

Berikut merupakan Bill of material Penjahit Kenzo untuk menjahit satu pakaian

Bill Of Material

No
Jenis Bahan Baku
Jumlah
Satuan
1
Benang jahit
2
Gulung
2
Kain Keras
5
Meter
3
Karbon
1
Lembar
4
Jarum
5
Buah

-          Untuk benang jahit, kain keras dan jarum biasanya penjahit memerlukan beberapa macam sesuai kebutuhan, untuk benang  disesuaikan dengan warna kain.


   BAB III
PENUTUP


1. Kesimpulan Dari hasil Master Production schedule (MPS) yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari hasil pengujian terhadap Master Production Schedule (MPS) pada perusahaan penjahit wanita kenzo, dapat disimpulkan bahwa sistem ini dapat bekerja dengan baik.
2. Sistem Master Production Schedule (MPS) dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengatasi ketersediaan material untuk kelangsungan produksi. Dengan sistem Master Production Schedule dapat menghindari kerugian perusahaan yang di akibatkan oleh kekurangan atau kelebihan material.

2. Saran
Sistem ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga untuk pengembangan lebih lanjut disarankan agar:
1. Sistem Master Production Schedule (MPS) dikembangkan dengan menambah perhitungan biaya yang diperlukan perusahaan untuk menyediakan kebutuhan material.
2. Menggabungkan sistem ini dengan sistem pendistribusian barang/DRP (distribution requirement planning).

Senin, 17 Februari 2014

Lembar Persetujuan Proposal Skripsi



Lembar Persetujuan Proposal Skripsi


KAJIAN SEMIOTIKA PADA KOMPOSISI PUISI
 PERSEMBAHAN SISWA UNTUK GURU
( Deskriptif Kualitatif Di Kelas IV SD N Benda I Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya )


Oleh

Andi Utama
NIM 1004093




Pembimbing I




Prof. DR. H. Cece Rakhmat, M.Pd
NIP. 195204221976031004



Pembimbing II




Dra. Hj. Hodidjah, M.Pd
NIP. 1955040619843032001


Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD
UPI Kampus Tasikmalaya




Drs. Rustono WS, M.Pd
NIP. 195206281981031001