AL-QUR’AN DAN
HADITS [MAKALAH]
A. DEFENISI DAN KEUTAMAAN
AL-QUR’AN
1. Pengertian Wahyu
Secara
Bahasa (Etimologi)
Merupakan
mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا)
[keduanya bererti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi).
Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama
seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا).
Berdasarkan makna pertam a (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang
semakna dengan Ism Maf’uul, ertinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan
makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, ertinya
Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) kerana ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita
dan hukum-hukum.
Secara Syari’at (Terminologi)
Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam
Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad
shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat an-Naas.
Dan
firman-Nya, “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi
orang-orang yang berserah diri.” (an-Nahl:89)
Al-Quran
adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW
dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh
umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang
terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para
rasul.Syaikh Abu Utsman berkata :”Ashhabul Hadits bersaksi dan berkeyakinan
bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah (ucapan Allah), Kitab-Nya dan wahyu yang
diturunkan, bukan makhluk. Barangsiapa yang menyatakan dan berkeyakinan bahwa
ia makhluk maka kafir menurut pandangan mereka.
Al-Qur’an
merupakan wahyu dan kalamullah yang diturunkan melalui Jibril kepada Rasulullah
dengan bahasa Arab untuk orang-orang yang berilmu sebagai peringatan dan kabar
gembira, sebagaimana firman Allah :
”Dan
sesungguhnya al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Rabb semesta alam, dia
dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu
menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan
bahasa Arab yang jelas”. (Asy-Syu’ara: 192-195)
Al-Qur’an
disampaikan oleh Rasulullah kepada umatnya sebagaimana yang diperintahkan Allah
”Hai Rasul,
sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu”. (Al-Maidah:67)
Dan yang
disampaikan oleh beliau adalah kalamullah. Rasulullah bersabda
”Adakah
seseorang yang mau membawaku ke kaumnya ?. Sesungguhnya orang-orang Quraisy
menghalangiku untuk menyampaikan kalam (ucapan) Rabbku” (HR. Bukhari dalam Af
‘alul ‘ibad, At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Majah)
Al-Imam Abu
Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah berkata : “Al-Qur’an adalah kalamullah,
bukan makhluk. Barang-siapa yang mengatakan Al-Qur’an adalah makhluk, maka dia
telah kufur kepada Allah Yang Maha Agung, tidak diterima persaksiannya, tidak
dijenguk jika sakit, tidak dishalati jika mati, dan tidak boleh dikuburkan di pekuburan
kaum muslimin.Ia diminta taubat, kalau tidak mau maka dipenggal lehernya.”
Ditinjau
dari segi kebahasaan, Al-Qur’an berasal dari bahasa Arab yang berarti “bacaan”
atau “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”. Kata Al-Qur’an adalah bentuk kata
benda (masdar) dari kata kerja qara’a yang artinya membaca. Konsep
pemakaian kata ini dapat juga dijumpai pada salah satu surat Al-Qur’an sendiri
yakni pada ayat 17 dan 18 Surah Al-Qiyamah yang artinya:
“Sesungguhnya
mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan (menetapkan) bacaannya (pada
lidahmu) itu adalah tanggungan Kami. (Karena itu,) jika Kami telah
membacakannya, hendaklah kamu ikuti {amalkan} bacaannya”.( Al-Qiyamah: 17-18)
Dr. Subhi Al
Salih mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut: Kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dan ditulis di mushaf serta diriwayatkan dengan mutawatir, membacanya termasuk ibadah.
Muhammad Ali
ash-Shabuni mendefinisikan Al-Qur’an sebagai berikut: Al-Qur’an adalah firman
Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para
Nabi dan Rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan ditulis pada mushaf-mushaf
yang kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan mempelajarinya
merupakan ibadah, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan ditutup dengan surat An-Nass.
Struktur dan
pembagian Al-Qur’an
1. Surat, ayat dan ruku’
Al-Qur’an
terdiri atas 114 bagian yang dikenal dengan nama surah (surat). Setiap surat akan terdiri atas beberapa
ayat, di mana surat terpanjang dengan 286 ayat adalah surat Al Baqarah dan yang terpendek hanya memiliki 3
ayat yakni surat
Al Kautsar, An-Nasr
dan Al-‘Așr. Surat-surat yang panjang terbagi lagi atas sub bagian lagi yang
disebut ruku’ yang membahas tema atau topik tertentu.
2.
Makkiyah dan Madaniyah
Sedangkan
menurut tempat diturunkannya, setiap surat dapat dibagi atas surat-surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini berdasarkan tempat
dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu di mana surat-surat yang turun
sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiyah
sedangkan setelahnya tergolong surat Madaniyah. Pembagian berdasar fase sebelum
dan sesudah hijrah ini lebih tepat, sebab ada surat Madaniyah yang turun di
Mekkah.
3. Juz dan manzil
Dalam skema
pembagian lain, Al-Qur’an juga terbagi menjadi 30 bagian dengan panjang sama
yang dikenal dengan nama juz. Pembagian ini untuk memudahkan mereka yang
ingin menuntaskan bacaan Al-Qur’an dalam 30 hari (satu bulan). Pembagian lain
yakni manzil memecah Al-Qur’an menjadi 7 bagian dengan tujuan penyelesaian
bacaan dalam 7 hari (satu minggu). Kedua jenis pembagian ini tidak memiliki
hubungan dengan pembagian subyek bahasan tertentu.
4. Menurut ukuran surat
Kemudian
dari segi panjang-pendeknya, surat-surat yang ada didalam Al-Qur’an terbagi
menjadi empat bagian, yaitu:
- As Sab’uththiwaal (tujuh surat yang panjang). Yaitu Surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisaa’, Al-A’raaf, Al-An’aam, Al Maa-idah dan Yunus
- Al Miuun (seratus ayat lebih), seperti Hud, Yusuf, Mu’min dan sebagainya
- Al Matsaani (kurang sedikit dari seratus ayat), seperti Al-Anfaal, Al-Hijr dan sebagainya
- Al Mufashshal (surat-surat pendek), seperti Adh-Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas dan sebagainya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar