BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bimbingan
dan konseling merupakan upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan
memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat, dan isu – isu yang berkaitan dengan
tahapa dan tugas perkembangan anak yang merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan program pendidikan.
Teori piaget
mengklasifikasikan bahwa anak usia 7-11 tahun masuk kedalam kelompok
operasional kongkrit artinya cara berpikir anak sudah mampu berpikir secara
logis. Anak mulai berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah
yang konkrit.
Seperti yang
telah diketahui bahwa setiap siswa memiliki karakteristik pribadi atau perilaku
yang berbeda dengan siswa lainnya. Dengan adanya perbedaan ini maka masalah
yang dimiliki setiap siswa pun berbeda juga. Ada yang hanya memiiki masalah kesulitan
belajar atau hanya masalah dalam berperilaku saja. Ada yang memiliki kedua
masalah tersebut. Dan ada juga yang memiliki masalah yang lain. Masalah-masalah
tersebut dapat berasal dari keluarga, lingkungan maupun dari diri sendiri.
Keragaman perilaku ini mengandung implikasi akan perlunya data dan pemahaman
yang memadai terhadap setiap siswa.
1
|
B. Tujuan Observasi
1.
Untuk mengetahui program
bimbingan konseling yang ada di lapangan.
2.
Untuk mengetahui masalah belajar anak usia SD.
3.
Untuk mengetahui faktor penyebab siswa SD mengalami
masalah belajar.
4.
Untuk mengetahui
usaha guru dalam mengatasi masalah belajar siswa SD.
C. Manfaat Observasi
Laporan observasi ini bermanfaat yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk
mempelajari,
mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan yang
dihadapi oleh anak SD.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis)
untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai aspek yang ada dalam
diri mereka dan masalah yang mereka hadapi, khususnya anak yang melakukan
penyimpangan perilaku.
3. Sebagai pedoman untuk pembelajaran.
4.
Sebagai
motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Identitas
Sekolah
1. Nama
Sekolah : SDN Sukarindik
1
2. NPSN / NSS : 20224673/ 101026875015
3. Status : Negeri
4. Terakreditasi : B
5. Tahun Didirikan :
Tahun 1953/1954
6. Alamat
Sekolah : Jln. Sukarindik,
RT/RW 02/01, Ds. Sukarindik, Kec. Bungursari, Kota. Tasikmalaya.
Melalui
pembelajaran yang berorientasi pada “ Iman dan Taqwa “ menghasilkan lulusan
sisiwa yang giat (3B) Belajar, Berlatih dan Beramal.
|
7. Visi :
1. Mengembangkan pendidikan akhlak mulia.
2. Pengadaan sarana ibadah di sekolah.
|
8. Misi :
3. Peningkatan mutu lulusan melelui peningkatan sarana
belajar.
4. Melaksanakan kegiatan ekstrakuriikuler
5. Melaksanakan kegiatan kemasyarakatan.
6. Meningkatan suasana kekeluargaan yang harmonis.
7. Meningkatkan hubunghan dengan orang tua murid.
|
B.
Identitas Anak Berperilaku
Bermasalah
Nama :
Galih Permana
Putra
Nomor Induk : 091001014
TTL :
Taikmalaya, 14 Juni 2003
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Alamat : Sukarindik II
Usia
:
10 tahun
Banyak
saudara kandung : 2
Bahasa
sehari-hari : Sunda
Agama : Islam
Keadaan
sosial ekonomi : Kurang
Situasi
belajar di rumah : Kurang
Keadaan Fisik Murid
a. Berat
badan : 25 kg
b.
Tinggi badan : 132 cm
c.
Golongan darah : -
d.
Cacat tubuh : -
e.
Penyakit yang dialami : -
f.
Warna kulit : Sawo matang
g.
Bentuk muka : Oval
C. Jenis Masalah
yang Dihadapi/dialami
1.
Identifikasi Masalah
Galih adalah
anak dari ibu Imat,
Galih merupakan siswa kelas V SDN Sukarindik 1, Ia merupakan salahsatu anak
yang bermasalah di kelasnya yaitu malas dan kurang motivasi untuk belajar.
Selain itu Galih merupakan anak yang pendiam di kelasnya, baju seragam yang
dipakai sehari-harinya juga sangat tidak terurus dan dekil. Berdasarkan hasil
pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan terhadap wali kelasnya Ibu Ai
Neni. Berdasarkan gejala yang nampak dalam diri Galihnatau jenis masalah yang
dihadapi Galih yaitu kurangnya motivasi dan perhatian dari keluarga / oarng
tua, karena dalam pengamatan juga terbukti Galih adalah seorang siswa yang
malasdalam belajar, maka dari hal tersebut dapat diperkirakan bahwa Galih
sedang mengalami masalah yaitu kurangnya motivasi untuk belajar.
2.
Diagnosa
Pada kasus Galih
didapat informasi dari wali kelasnyadan guru-guru lain bahwa benar galih
merupakan anak yang malas belajar, dari informasi yang didapat pula kemudian
dianalisis dan dikaitkan dengan gejala yang nampak pada diri Galih.
Dari informasi
yang didapat dari wali kelasnya, Galih
merupakan anak yang berasal dari keluarga broken home, dia tinggal bersama seorang ibu, kakak dan adiknya. Selain
itu juga kondisi ekonomi keluarganya rendah sehingga yang menyebabkan ibu Galih
bekerja sehingga kurang memperhatikan anaknya Galih, kemudian yang menyebabkan
Galih malas juga karna faktor kemampuan Galih yang sangat minim dan minat dalam
belajar tidak ada. Ini semua yang menyebabkan Galih malas dan kurang motivasi
belajar di kelas.
3.
Prognosa
Dari kasus
tersebut maka Galih sedang mengalami masalah yaitu kurang motivasi untuk
belajar karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua. Dari
rumusan , jenis dan bentuk masalah yang sedang dihadapi galih, maka dibuat
alternatif yaitu berupa tindakan bantuan seperti diberikannya motivasi yang
cukup dan juga kasih sayang kepada Galih baik orang tua, guru, teman dan
orang-orang yang ada disekitarnya. Terutama yang paling perpengaruh disini
perhatian dari pihak orang tua sangat diperlukan.
4.
Terapi
Pada kasus Galih
dengan kurangnya motivasi untuk belajar telah direncanakan untuk memberikan
bantuan secara berlanjut dan individual. Pada tahap pertama diadakannya
pendekatan secara pribadi terhadap Galih, yaitu dengan menanyakan terlebih
dahulu seperti keadaan orang tuanya di rumah, tinggal bersama siapa, dan
lain-lain, merangkul dan mengajak serta diberikan perhatian bahkan kasih sayang
yang lebih kepada Galih sehingga anak terbuka dan menceritakan semua masalah
yang sedang dihadapainya. Kemudian pemberian terapi ini tidak hanya dilakukan
sekali bahkan harus beberapa kali dan terus berkelanjutan sampai anak keluar
dari masalah tersebut.
5.
Tindak Lanjut
Demi
kelancaran penangan masalah, maka perlu adanya tindak lanjut terhadap Galih
agar tidak kembali kepada masalah tersebut yaitu :
a.
Guru harus
berkomunikasi dengan orang tua dan
bekerjasama untuk melihat perkembangan Galih selanjutnya.
b.
Orang tua harus
lebih memperhatikan Galih demi supaya tidak lagi malas dan adanya motivasi
dalam belajar.
c.
Diberi motivasi-motivasi
supaya Galih bisa terbuka terhadap orang lain.
D.
Faktor Penyebab
Perilaku
bermasalah yang dilakukan oleh Galih tidak
semata-mata terjadi begitu saja dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang
melatar belakanginya, yaitu :
1. Faktor
dalam diri Galih (internal)
:
a. Minimnya
kemampuan yang dimiliki.
b. Minat
untuk belajar tidak ada.
c. Kurang
rajin dan giat dalam belajar.
d. Lemahnya
kemampuan untuk terbuka dan berinteraksi dengan orang lain.
e. Kurangnya
kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
2. Faktor
dari luar diri Galih (eksternal)
:
a.
Faktor Keluarga
1) Keluarga
Galih merupakan keluarga
yang pernah mengalami perceraian, sehingga menimbulkan perkembangan psikisnya
menjadi terganggu. Berdasarkan hasil wawancara terhadap wali kelasnya, beliau menyatakan
bahwa Galih merupakan anak dari
keluarga broken home di tinggal oleh
ayahnya, Galih
tinggal bersama seorang ibu, kakak dan satu orang adiknya di rumah.
Ibu Galih seorang buruh, yang setiap harinya jarang di
rumah, karena berangkat pagi pulang sore, kakaknya juga jarang d rumah karena
ikut suaminya, sedangkan adiknya perempuan masih kecil ia baru duduk di kelas 1
Sekolah Dasar. Sehingga Galih merupakan anak yang tidak keurus dan kurang
perhatian dari orang tuanya.
2)
Keadaan ekonomi
keluarga yang kurang baik menjadi salah satu penyebab Galih berperilaku
bermasalah di sekolah. Menurut pengakuan Galih ia tidak tahu keberadaan ayahnya
dan ia tidak tinggal dengan ayahnya, sedangkan ibunya Galih adalah seorang
buruh harian. Dapat terjadi beberapa kemungkinan, bisa jadi karena penghasilan
dari ibu Galih tidak sesuai dengan jumlah beban tanggungan dalam keluarga,
sehingga kebutuhan dari setiap tanggungan tidak terpenuhui dengan baik dan akhirnya
Galihpun menjadi anak yang kurang diperhatikan dalam masalah pakaian seragam
sekolahnya, dan menyebabkan setiap hari pakaian Galih tidak terlihat rapi
karena pakaiannya yang sering dekil dan kusut, bahkan menurut pengakuan
Galihpun pakaian ia sering dicuci oleh Galih sendiri.
E.
Dampak yang Timbul
Dari beberapa faktor yang telah dipaparkan di atas, maka dampak yang timbul
dari diri Galih yaitu :
1. Prestasi Kurang
Dengan malasnya belajar Galih di kelas bertasinya kurang, bahkan kata wali
kelasnya apabila sedang proses belajar di kelas Galih sering tidak
memperhatikan, cuek terhadap pelajaran. Sehingga dia prestasinya berada di
bawah dibandingan dengan teman-teman yang lainnya.
2. Penampilan Tidak Rapi
Akibat dari rendahnya ekonomi keluarga, penampilan Galih dan seragam yang
digunakan sehari-hari ke sekolah sangat tidak terurus sekali, bahkan kelihatan
tidak rapi dan kurang bersih, dan ternyata memang benar ketika dia diwawancarai
ternyata pakaian seragam galih tidak pernah dicuci oleh ibunya akibat kesibukan
kerja mencari nafkah, jadi ibunya tidak sempat mengurusi pakaian galih, dan akhirnya
dia yang nyuci bajunya sendiri.
3.
Pendiam Tidak Ada Motivasi
Dalam Belajar
Akibat kurang perhatian orang tua, galih menjadi seorang pendiam, dan tidak
ada motivasi dalam belajar, setiap kali dia belajar dia terlihat leha-leha dan
tidak serius, bahkan kata wali kelasnya ketika dia diberi PR tidak pernah
mengerjakan, dan ternyata ketika diwawancarai Galih di rumahnya tidak pernah
diajarkan oleh ibunya, bahkan ditanya ada PR
juga tidak pernah kata dia.
4.
Sering Bolos
Sekolah
Akibat dari kurangnya motivasi untuk belajar menimbulkan
Galih sering bolos sekolah, adakalanya
dia berangkat sekolah hanya diam saja dikelas tidak mengikuti
pembelajaran dengan baik di dalam kelasnya.
F.
Solusi Oleh Guru
Solusi yang diberikan oleh guru untuk Galih yaitu
diberikannya bantuan untuk siswa kurang mampu dari sekolah, harus diberi
perhatian lebih khususnya oleh orang tuanya sendiri,dan Galih harus lebih
terbuka kepada orang lain.
G.
Solusi Oleh Anak
Solusi dari saya yang melakukan pengamatan terhadap Galih
yaitu agar diberi perhatian lebih dan kasih sayang juga dari orang-orang
terdekatnya, baik orang tua apabila di rumah, guru dan teman-teman yang lainnya
saat berada disekolah, bahkan lebih dirangkul lagi jangan sampai dibiarkan.
Berikan dia motivasi-motivasi supaya dia tidak malas dalam belajar.
Namun dalam kasus ini menyangkut dengan kemalasan belajar
Galih maka guru atau wali kelaslah yang harus sangat berperan untuk perubahan
Galih.Agar tidak malas dan termotivasi dalam belajar, dan mengenai masalah ekonomi karena rendahnya ekonomi
dalam keluarga apabila ada bantuan-bantuan dari pemerintah agar orang tua tidak
terlalu berat utuk menaggung bebannya, sehingga diharapkan orang tua yang tidak
sibuk akan lebih memperhatikan seorang anaknya bahkan memberikan
motivasi-motivasi kepada anaknya supaya tidak malas, dan menjadi anak yang
pintar dan berguana untuk kehidupannya nanti.
BAB III
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Sekolah
Dasar merupakan salah satu tahap pendidikan yang harus dilalui oleh setiap
individu normal yang menjalani kehidupan di dunia ini. Tetapi, tidak semua anak
dapat melaluinya dengan lurus tanpa adanya hambatan sedikitpun. Setiap anak
pasti memilki masalah tersendiri dalam menjalani kehidupan di sekolahnya. Anak
berperilaku bermasalah yang salah satunya adalah bersikap malas karena tidak
adanya motivasi dan perhatian dari orang yang ada disekelilingnya merupakan
salah satu masalah yang dihadapi anak di Sekolah Dasar. Anak berperilaku
bermasalah tidak semata – mata terjadi tanpa adanya faktor yang menyebabkan hal
tersebut terjadi, tentunya akan ada yang melatarbelakangi masalah tersebut.
Observasi
dan analisis yang dilakukan di SD Negeri Sukarindik 1 ini mengungkapkan fakta di lapangan
secara nyata. Bahwa untuk menghadapi anak yang berperilaku bermasalah itu
tidaklah mudah, karena faktor yang melatarbelakanginyapun sangatlah kompleks,
mulai dari faktor dari anak itu sendiri, faktor dari orang tua, dan lemahnya
ekonomi. Oleh sebab itu, kita harus menguasai teknik – teknik bimbingan yang
harus disesuaikan dengan masalah serta faktor yang melatar belakangi masalah
yang dihadapi, agar program bimbingan yang diberikan dapat tepat sasaran dan
membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi.
B.
Saran
10
|
Kepada
pihak orang tua juga bahwa sesibuk apapun itu, anak tetap perlu kasih saying
dan perhatian dari orang tuanya jangan sampai anak dihadapkan dengan masalah
selama masa kecilnya itu dan menyebabkan dengan kurangnya kasih saying dan
motivasi anak menjadi malas belajar dan tidak mempunyai prestasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar